Cadev akhir Maret dekati rekor Agustus 2011 silam



JAKARTA. Cadangan devisa (cadev) per akhir Maret 2017 tercatat sebesar US$ 121,8 miliar. Angka tersebut naik US$ 1,9 miliar dibanding posisi pada akhir Februari 2017 yang tercatat US$ 119,9 miliar.

Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa yang berasal dari penerimaan pajak dan devisa ekspor migas bagian pemerintah.

Tak hanya itu, peningkatan cadev juga dipengaruhi penerbitan global sukuk yang dilakukan pemerintah sebesar US$ 3 miliar dan hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas US$ 400 juta pada akhir bulan lalu.


Posisi cadev tersebut tersebut cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Posisi cadev tersebut mendekati rekor cadev tertinggi Indonesia. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, Indonesia pernah mencatatkan cadev sebesar US$ 124,6 miliar pada akhir Agustus 2011 silam.

"Kalau cadev tertinggi itu kan zaman sebelum Krisis Eropa," kata Mirza, Jumat (7/4).

Pihaknya menilai, posisi cadev saat ini mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto