Cadev Indonesia masih di atas ekspektasi, rupiah menguat ke Rp 14.710 per dolar AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mengawali perdagangan dengan pelemahan jelang penutupan, rupiah mampu berbalik arah.Dengan demikian rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,17% ke level Rp 14.710 per dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Rabu (7/10).

Hal sebaliknya justru menimpa rupiah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Mata uang Garuda ini ada di level Rp 14.748 per dolar AS atau melemah 0,24% dibanding sehari sebelumnya.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, sebetulnya pergerakan rupiah hari ini cenderung flat. Kendati data cadangan devisa (cadev) Indonesia turun, namun masih di atas ekspektasi pelaku pasar. Cadev turun menjadi US$ 135,15 miliar dari sebelumnya US$137 miliar, namun angka tersebut masih lebih baik dari perkiraan yang sebesar US$ 134,1 miliar.


“Sementara pada perdagangan Kamis (8/10), Alwi menilai rupiah masih berpeluang menguat di tengah ekspektasi bahwa the Fed masih akan dovish dalam FOMC minutes yang akan dirilis Kamis dini hari. Dalam beberapa pernyataan terakhirnya, Gubernur the Fed Jerome Powell mengisyaratkan bahwa suku bunga masih akan tetap rendah setidaknya sampai tahun 2023. 

Baca Juga: Rupiah ditutup menguat 0,17% ke Rp 14.710 per dolar AS pada Rabu (7/10)

“Debat wakil presiden antara Kamala Haris dan Mike Pence juga akan dicerna pasar. Sejauh ini, hasil polling menunjukkan Pasangan Biden-Haris masih unggul dalam polling dan ini memukul dollar sebagai safe haven,” kata Alwi ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (7/10).

Sementara dari dalam negeri, Alwi menyebut UU ketenagakerjaan dipandang bisa menggairahkan investasi dan mendorong Foreign Direct Investment (FDI). Namun, jika ternyata aksi unjuk rasa atas penolakan UU tersebut semakin meluas, maka bisa berbalik menjadi sentimen negatif.

Alwi memperkirakan rupiah pada perdagangan besok akan diperdagangkan pada kisaran Rp 14.600 - Rp 14.810 per dolar AS.

Selanjutnya: Selepas tengah hari, rupiah berbalik menguat ke Rp 14.733 per dolar AS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi