JAKARTA. Cadangan devisa Indonesia saat ini mencapai US$ 83,9 miliar atau naik US$ 2,6 miliar dibandingkan akhir Agustus lalu. Penyebab kenaikan cadev RI ini masih disokong oleh penerimaan negara dari sektor minyak dan gas yang cukup besar. Selain itu, penarikan utang pemerintah juga menjadi penyumbang kenaikan cadev kali ini. Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A. Sarwono menuturkan, penarikan utang memang selalu ada setiap bulan. "Posisi cadev per 21 September sebesar US$ 83,9 miliar, dari mana? Ada dari penerimaan pemerintah dan penarikan utang luar negeri pemerintah. Penarikan utang luar negeri selalu ada, namun ada juga sumbangan dari penerimaan migas yang menjadi penerimaan pemerintah, itu nilainya cukup besar," ujarnya di Jakarta, Rabu (22/9).
Cadev Indonesia tembus US$ 83,9 miliar
JAKARTA. Cadangan devisa Indonesia saat ini mencapai US$ 83,9 miliar atau naik US$ 2,6 miliar dibandingkan akhir Agustus lalu. Penyebab kenaikan cadev RI ini masih disokong oleh penerimaan negara dari sektor minyak dan gas yang cukup besar. Selain itu, penarikan utang pemerintah juga menjadi penyumbang kenaikan cadev kali ini. Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A. Sarwono menuturkan, penarikan utang memang selalu ada setiap bulan. "Posisi cadev per 21 September sebesar US$ 83,9 miliar, dari mana? Ada dari penerimaan pemerintah dan penarikan utang luar negeri pemerintah. Penarikan utang luar negeri selalu ada, namun ada juga sumbangan dari penerimaan migas yang menjadi penerimaan pemerintah, itu nilainya cukup besar," ujarnya di Jakarta, Rabu (22/9).