KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada tahun ini, PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk sudah mengantongi proyek konstruksi senilai Rp 130 miliar. Novita, Sekretaris Perusahaan Cahaya Sakti Investindo mengatakan, kontrak proyek-proyek tersebut meliputi pembangunan
landed house Pine Garden seluas 2,3 hektare (ha), pembangunan infrastruktur dan pergudangan di Sukabumi seluas 1,5 ha. Tak hanya itu, perusahaan ini juga berencana merealisasikan belanja lahan yang diperkirakan mencapai 2 ha pada tahun ini. "Sifatnya tanah
enclave, digunakan untuk infrastruktur," kata Novita kepada KONTAN, Jumat (12/1).
Sebagai gambaran, hingga saat ini, total
landbank perusahaan berkode saham CSIS di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini sudah mencapai sekitar 23,5 ha. Dengan penambahan lahan seluas 2 ha, Cahaya Sakti menargetkan bisa memiliki
landbank seluas 25 ha sampai akhir tahun nanti. Adapun proyek CSIS yang ditargetkan selesai pada tahun lalu, di antaranya pembangunan pergudangan dan fasilitas infrastruktur Kawasan Industri Sentul. Kedua proyek tersebut sudah terealisasi 100%. Berdasarkan catatan KONTAN, terdapat 35 unit pergudangan yang sudah terjual dari target 47 unit yang akan dibangun. Dari unit pergudangan yang terjual, perusahaan ini sudah membukukan
accounting sales 13 unit senilai Rp 32 miliar. Tahun ini, Cahaya Sakti juga akan memulai pembangunan Olympic City Fase 1 yang pelaksanaan tahap pertama rencananya Juli tahun lalu, tetapi diundur menjadi awal tahun 2018. Dalam proyek tersebut, akan dibangun apartemen,
landed house dan mall dengan total investasi senilai Rp 4,7 triliun.
CSIS mendapatkan proyek ini bersamaan dengan proyek Apartemen Northpark yang penggarapannya dilakukan oleh anak usaha mereka, yakni PT Olympic Bangun Persada. Sementara itu 78% dana hasil penawaran umum perdana saham atau
initial public offering (IPO) pada tahun lalu sudah terserap sebesar 74%, atau senilai Rp 44,6 miliar dari total Rp 66,1 miliar. Cahaya Sakti menggunakan dana itu untuk modal kerja, mendanai kegiatan operasional, yang seluruhnya berkaitan dengan konstruksi dan pengunjung konstruksi seperti pembayaran subkontraktor, pembelian bahan baku, dan pembayaran konsultan. Sisanya, sebesar 22% dipakai untuk pembayaran utang kepada PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk. Awalnya, porsi pembayaran sebagian pokok utang hanya 10% dari dana IPO. Namun dalam RUPS akhir Desember 2017, porsi untuk utang menjadi 22%, dengan pertimbangan untuk menurunkan biaya bunga. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini