Calon anggota BPK akan diuji kelayakan



JAKARTA. Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) berencana akan melaksanakan uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) terhadap calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada 18-21 Agustus mendatang. Berdasarkan data yang dilansir di website BPK, ada 67 nama calon anggota BPK yang akan diuji.

Di antara 67 nama calon yang diuji tersebut beberapa di antaranya merupakan muka lama dalam jajaran pimpinan BPK. Mereka adalah Rijal Djalil yang saat ini menjadi Kepala BPK dan Ali Masykur Musa yang saat ini menjadi anggota BPK.

Selain dari unsur pimpinan dan anggota BPK yang masih aktif, dalam daftar calon anggota BPK tersebut terdapat juga beberapa nama anggota DPR yang masih aktif. Mereka adalah Harry Azhar Azis yang saat ini menjadi Wakil Ketua Komisi XI DPR, Achsanul Qosasih yang saat ini menjadi anggota Komisi XI DPR, Andi Timo Pangerang yang saat ini juga menjadi Wakil Ketua Komisi XI DPR.


Harry Azhar mengatakan ada beberapa pertimbangan yang membuatnya mendaftar menjadi calon anggota BPK. Salah satunya adalah dorongan dari banyak teman- temannya. "Ada banyak yang mendorong, tapi saya tidak bisa sebut," katanya kepada KONTAN.

Selain mendapat dorongan dari teman, Harry juga mengatakan bahwa keinginanannya mendaftar juga didorong oleh niat pribadinya untuk memperbaiki kinerja BPK. Politisi Partai Golkar ini merasa bahwa bekal pengalaman yang dimilikinya dibidang keuangan dan bekal pengalaman dia selama dia duduk di Komisi XI cukup untuk digunakan untuk memperbaiki kinerja BPK.

Harry berjanji, kalau berhasil terpilih dia akan membuat terobosan penting agar ke depan hasil kinerja BPK tidak hanya terbatas pada audit ketaatan kementerian lembaga dalam mengelola keuangan negara saja, tapi juga bisa bisa mengukur efektifitas pemanfaatan APBN terhadap kemakmuran rakyat. "Fungsi BPK harus dikuatkan, anggaran itu harus bisa diukur seberapa besar manfaat yang berhasil diberikan pada kemakmuran rakyat," katanya.

Harry Z Soeratin, calon anggota BPK yang berasal dari Kementerian Keuangan sementara itu mengatakan bahwa keinginannya untuk mendaftar jadi calon anggota BPK dilatarbelakangi oleh kemampuan dan integritasnya. Dia yakin bahwa kemampaunnya sebagai akuntan bisa membuatnya membawa BPK ke arah yang lebih baik.

Keyakinan ini didasarkan pada keikutsertaannya dalam melakukan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Keuangan pada masa kementerian tersebut dikomandani oleh Sri Mulyani. "Saya pemenang open bidding pada era Ibu, tahun 2008 lalu," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie