Calon direksi BEI akan kesulitan menggalang suara



JAKARTA. Para calon direksi Bursa Efek Indonesia (BEI) tampaknya harus bekerja ekstra keras untuk menggalang dukungan dari para anggota bursa (AB). Hal ini bukan perkara mudah pasalnya persaingan bakal ketat lantaran kian bertambahnya paket calon direksi BEI.

Berdasarkan aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Direktur BEI, salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah masing-masing paket calon harus diusung oleh minimal 10 AB. Nah, 10 AB pendukung ini secara bersama-sama harus memenuhi syarat minimal frekuensi dan nilai transaksi perdagangan.

Frekuensi dan nilai transaksi dari 10 AB ini minimal menyumbang 10% dari total frekuensi dan nilai perdagangan efek di BEI selama 12 terakhir sebelum mengajukan ke OJK. Batas terakhir pengajuan adalah akhir April 2015.


Berarti, total frekuensi dan nilai perdagangan AB dan BEI yang menjadi acuan adalah April 2014 hingga April 2015. Setelah memenuhi persyaratan itu dan administrasi lain, para paket calon ini harus melewati uji kelayakan oleh komite penilai. Komite penilai ini dibentuk oleh OJK.

Asal tahu saja, berdasarkan pengalaman sebelumnya, perusahaan sekuritas asing tidak akan memberikan suaranya untuk mendukung salah satu paket calon mana pun.

Padahal, para AB asing ini menguasai lebih dari separuh total frekuensi dan nilai perdagangan di BEI. Sebagai gambaran, berdasarkan data BEI sepanjang Januari-Maret 2015, ada 20 sekuritas yang menguasai 65,5% nilai perdagangan BEI.

Dari 20 perusahaan efek itu, hanya tujuh yang lokal yang menguasai sekitar 17,11% total transaksi secara kolektif. Saat ini, jumlah AB yang aktif transaksi sekitar 112 perusahaan. Maka, berdasarkan hitung-hitungan kasar, 92 AB sisanya menyumbang 34,5% dari total nilai transaksi BEI.

Berarti, masih sekitar 51,61% suara yang bisa direbut oleh masing-masing calon direksi. Adapun, Secara pro rata, masing-masing AB di luar 20 besar itu memiliki nilai transaksi sekitar 0,37%.

Jika saja ada calon direksi yang mengandalkan 92 AB ini untuk mendukung paketnya maju, maka ia harus menggalang suara dari 27 AB supaya bisa genap 10%. Itu baru dari nilai transaksi saja, belum secara frekuensi.

Andi Sidharta, Direktur Utama Bahana Securities menegaskan hal tersebut. "Sekuritas-sekuritas asing selalu ada di posisi netral, mereka mendukung yang menang," ujarnya, Jumat (10/4).

Bahana merupakan salah satu sekuritas pelat merah yang masuk dalam 20 besar perusahaan efek dengan nilai transaksi tertinggi. Ia mengaku, pihaknya belum menyatakan dukungan ke siapa pun.

Perseroan masih menunggu surat permintaan dukungan dari dua paket calon lain, yaitu paket Reynaldi Hermansjah dan Ronald T Andi Kasim. "Yang jelas kami akan pilih yang punya integritas dan reputasi bagus di pasar modal," imbuhnya.

Hendra H Kustarjo, Presiden Direktur Panca Global Securities bilang, kompetisi untuk pemilihan direksi BEI tahun ini akan lebih ketat. Pasalnya, mereka harus berjibaku menjaring dukungan agar bisa lolos secara administratif.

Ia mengaku belum menaruh dukungan kepada paket calon manapun. Bahkan, cenderung akan abstain. "Saya kan duduk di jajaran Komisaris (BEI), jadi sepertinya saya tidak memilih," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto