Calon raksasa baru e-commerce China, Pinduoduo, mulai saingi Alibaba



KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Peta persaingan ecommerce di China mulai menunjukkan perubahan. Aplikasi e-commerce yang baru berusia lima tahun, Pinduoduo Inc berhasil mengalahkan raksasa e-commerce China, Alibaba Group Holding yang telah lebih dahulu populer di China.

Seperti dikutip The Wall Street Journal pada Senin (22/3), Pinduoduo Inc telah memiliki 788,4 juta pengguna hingga pengujung 2020. Jumlah itu lebih banyak dari pengguna Alibaba yang sebanyak 779 juta orang. Pengukuran jumlah pengguna itu dihitung berdasarkan orang yang melakukan pembelian dalam 12 bulan terakhir.

Kendati demikian, pendapatan tahunan Pinduoduo tercatat hanya US$ 9,1 miliar, jauh dari pendapatan Alibaba sebesar US$ 72 miliar dari tahun fiskal terakhirnya. Nilai itu hampir dua kali lipat dibandingkan dengan 2019.


Namun hal ini telah memperkuat status perusahaan yang berbasis di Shanghai itu sebagai penantang pertama yang melepaskan cengkeraman Alibaba dan JD.com Inc.

“Bersama-sama kita telah menghasilkan keajaiban kecil. Kita telah mengubah e-commerce China dan bahkan struktur internet China,” kata Colin Huang, pendiri Pinduoduo dan mantan insinyur Google, dalam pidatonya kepada staf, yang kemudian dipublikasikan pada perayaan ulang tahun kelima perusahaan di kantor pusatnya pada bulan Oktober tahun lalu.

Baca Juga: Khawatir akan pengaruhnya yang besar, otoritas China minta Alibaba jual aset media

South China Morning Post melaporkan pada Senin (22/3), perusahaan yang berbasis di Shanghai ini memulai dengan membantu mempopulerkan e-commerce sosial di China. Penantang baru ini, memberikan layanan yang memungkinkan pengguna mendapatkan harga yang lebih rendah dengan mengundang teman di media sosial untuk membeli barang yang sama.

Dalam model serupa, Pinduoduo sekarang menjadi salah satu dari banyak platform yang menggunakan pembelian kelompok komunitas untuk menarik pengguna dengan harga lebih rendah. Strategi ini menjadi lebih populer selama pandemi Covid-19.

Inilah yang menjadi pendorong pertumbuhan pengguna Pinduoduo. Jaringan supermarket Alibaba, Freshippo dan raksasa pengiriman Meituan juga merupakan pemain utama di bidang ini.

"Kami berharap pada tahap berikutnya, Pinduoduo akan menjadi platform pertanian dan toko bahan makanan terbesar di dunia, dan membuat bahan makanan yang bersumber dari seluruh dunia terjangkau dan tersedia bagi pengguna kami," kata Chen dalam sebuah pernyataan.

Agustus tahun lalu, Pinduoduo memperkenalkan Duo Duo Grocery untuk mengatasi perubahan kebiasaan berbelanja konsumen, yang mulai bergeser dengan cepat dari pasar tradisional dan supermarket selama pandemi ke saluran online. Layanan ini membedakan dirinya dari pesaing dengan membantu menyediakan lokasi penjemputan pada hari berikutnya, biasanya di toko-toko yang telah bermitra dengan perusahaan.

Konsumen membeli produk pertanian senilai lebih dari 270 miliar yuan di Pinduoduo tahun lalu, kata perusahaan itu, dua kali lipat dari penjualan tahun 2019, menjadikan Pinduoduo platform pertanian terbesar di China.

Untuk meningkatkan jejaknya di daerah ini, Pinduoduo akan membangun platform infrastruktur logistik yang akan mengurangi limbah, menurunkan biaya, dan mempercepat pengiriman produk pertanian, kata Chen dalam sebuah pernyataan, Rabu. Ia juga berinvestasi dalam teknologi terkait untuk protein alternatif, keamanan pangan dan pertanian presisi.

“Pinduoduo memulai dengan menjual produk segar secara online. Itu adalah keputusan sadar karena kami menganggapnya sebagai kebutuhan, dan mengoptimalkan produksi, distribusi, dan konsumsi mereka akan membawa manfaat luas terbesar. Kami tidak pernah melupakan permulaan ini, dan pertanian secara konsisten menjadi prioritas strategis bagi kami,” tambahnya.

Saat pendiri perusahaan bersiap untuk peran baru, Huang masih menjadi pemegang saham terbesar dengan 29% saham. Kekayaan bersihnya saat ini diperkirakan mencapai US $ 56,7 miliar, menurut data Bloomberg.

Pada bulan Desember, Huang menyusul pendiri Alibaba Jack Ma dan pendiri Tencent Holdings Pony Ma Huateng sebagai orang terkaya kedua di China di Bloomberg Billionaires Index.

Selanjutnya: Browser internet milik Alibaba dihapus dari toko aplikasi Android China

Editor: Khomarul Hidayat