Campina (CAMP) perkuat jaringan distribusi untuk menghadapi persaingan



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Campina Ice Cream Industry Tbk (CAMP) optismis bisnis es krim terus bertumbuh. Meski menghadapi persaingan dengan beragam merek es krim di Indonesia, perusahaan tak gentar karena telah lama bermain di pasar eksisting dalam negeri.

CAMP melihat potensi pasar es krim dalam negeri masih besar lantaran konsumsi yang masih tergolong rendah dibandingkan negara lain.

Baca Juga: Campina Ice Cream catatkan pertumbuhan penjualan 3% di semester I tahun ini "Indikasinya konsumsi es krim nasional kisaran 0,7-0,8 liter per kapita dalam setahun, lebih rendah ketimbang negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang masing-masing berada di 2 liter dan 5 liter per kapita," urai Sagita Melati, Sekretaris Perusahaan CAMP kepada Kontan.co.id, Kamis (8/8). Salah satu rendahnya konsumsi es krim juga disebabkan beberapa daerah di Indonesia belum dijangkau produk ini. Oleh karena itu CAMP fokus dan rajin mempenetrasi di banyak wilayah di Indonesia. "Kami juga memperkuat penjualan dengan memperluas jangkauan pemasaran dan dan distribusi di 25 kota  antara lain Bengkulu, Merauke dan sejumlah wilayah di pelosok Indonesia untuk dapat memenuhi target pemasaran kami," sebut Sagita. Selain itu CAMP juga memperlebar segmen es krim nya agar penyerapan di market lebih besar. Di semester-I tahun ini perusahaan meluncurkan beberapa produk mulai dari segmen premium dan juga segmen refreshment yang lebih terjangkau. Kapasitas terpasang pabrik saat ini mencapai 30 juta liter per tahunnya, dan belum ada rencana penambahan lagi. Perseroan masih terus mempertahankan market share brandnya di tingkat nasional yang berada dikisaran 20%-25%.


Baca Juga: Es krim Campina mampu menumbuhkan penjualan di libur lebaran tahun ini Mengulik laporan keuangannya sampai semester-I 2019 pendapatan bersih perseroan tercatat senilai Rp 503,47 miliar. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 488,34 miliar. Salah satu faktor yang mendorong peningkatan kinerja perusahaan saat itu ialah musim liburan dan lebaran. Adapun beban pokok penjualan perseroan naik tipis 0,5% year on year (yoy) menjadi Rp 209,43 miliar di semester-I 2019. Sehingga laba kotor yang diperoleh tercatat sebanyak Rp 294,04 miliar pada paruh pertama 2019 atau tumbuh 4,9% dibandingkan periode yang sama tahun kemarin. Namun pos beban lainnya, khususnya di beban penjualan mengalami kenaikan sehingga menggerus laba bersih menjadi Rp 31,75 miliar di semester-I 2019, turun mini 2% dibandingkan paruh pertama tahun lalu yang senilai Rp 32,47 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini