Cangkang kerang bisa menjadi pemanis yang menarik jika digabungkan dengan furnitur. Inilah yang dilakukan oleh Mulyadi yang menyulap limbah cangkang kerang yang tak berharga untuk menaikkan penjualan furniturnya. Tak hanya laku di dalam negeri, furnitur kerangnya juga digemari pasar luar negeri.Limbah kerang menjadi sesuatu yang berharga jika dimanfaatkan dengan baik. Seperti yang dilakukan Mulyadi dengan menyulap limbah cangkang kerang menjadi bahan baku furnitur. Mulyadi mengatakan, ide memanfaatkan cangkang berawal di tahun 2005. "Awalnya tak sengaja," katanya. Ia bercerita, saat berkendara melewati ruas jalan di kota Jepara, Jawa Tengah, ia melihat banyak sekali tumpukan cangkang kerang yang dibuang begitu saja oleh warga setempat. Mulyadi yang saat itu berprofesi sebagai perajin furnitur kemudian berfikir untuk menjadikan limbah kerang sebagai pemanis dalam produk furniturnya. Ia lalu mencoba membuat tutup lampu kotak dari limbah cangkang kerang tersebut. Setelah jadi, tutup lampu itu dititipkan ke satu perusahaan furnitur di Jepara. Tak dinyana, setelah sebulan, Mulyadi dihubungi dengan order 700 tutup lampu kerang. Dari situlah Mulyadi kemudian mengembangkan desain-desain baru dari cangkang kerang. Ia mengombinasikan cangkang kerang di kerangka furnitur seperti meja. Pekerjaan sebagai pembuat furnitur dan tukang kayu membuat dirinya memiliki kebebasan dalam berkreasi. Ia memutuskan untuk menekuni pembuatan furnitur dengan cangkang kerang sebagai aksesori. Meningkatnya kebutuhan cangkang kerang, membuatnya harus mendatangkan limbah kerang dari Jepara, Surabaya, Madura, dan Lampung. Dalam satu bulan ia membutuhkan sekitar 3 ton cangkang kerang untuk workshop miliknya, Antika Lightnings di Jepara. Ia membeli cangkang-cangkang kerang tersebut dengan harga Rp 3.000 hingga Rp 60.000 per kilogram. Harga cangkang kerang tergantung dari jenis kerang. Setelah kerang datang, ia lalu mencucinya sampai bersih. Kemudian kerang-kerang itu dipisahkan sesuai ukuran dan bentuk. "Dipisah besar dan kecil, bulat dan kotak," katanya.Cangkang kerang yang akan dipakai, tidak langsung ditempel. Mulyadi harus memotong dengan gergaji sesuai bentuk yang diinginkan. Setelah itu, cangkang dilapisi powder coating agar terlihat mengkilap dan bertekstur keras. Setelah kering, kerang-kerang itu kemudian direkatkan di kaki dan badan meja. Selain meja, kerang juga dipasang di kursi, lemari, dan cermin, termasuk dibuat tutup lampu. "Banyak konsumen yang bilang kalau furnitur tambah manis dengan tambahan kerang," ujar Mulyadi. Tak hanya sebagai pemanis, kerang pun bisa dijadikan bahan utama furnitur. Hanya, tetap dibutuhkan kayu atau triplek sebagai penyangga agar furnitur berdiri kuat. Mulyadi menggunakan kayu jati, mahoni, dan mangga untuk furniturnya. Kayu-kayu tersebut didatangkan dari Jawa Barat dan Jawa Tengah. Menurutnya, masyarakat menyukai furnitur yang terkesan simpel. Jika porsi kerang yang ditempel lebih besar dibandingkan dengan kayu, tidak banyak yang memesan karena kesannya terlalu mewah. Saat ini, Mulyadi bersama 30 pegawai Antika Lightnings mampu memenuhi pesanan pembuatan furnitur ruang tamu, ruang makan, dan kamar tidur. "Semuanya dengan aksesori kerang," katanya. Mulyadi bahkan meluncurkan rancangan baru berupa sofa, coffee table, lemari dapur, dan lemari teve. Sebuah furnitur kerang dibanderol dengan harga Rp 500.000 - Rp 2 juta. Jika pelanggan membeli satu set furnitur ruang tamu, maka harganya mulai Rp 15 juta. Dengan satu set itu, pembeli mendapatkan sofa, meja, lemari TV, tutup atau kap lampu sampai cermin. Kesan antik dan menarik dari kerang, membuat pesanan furnitur yang diterima Mulyadi melonjak. "Kadang ada pemesan yang minta dibuatkan 50 biji. Ada pesanan yang harganya Rp 5 juta, ada Rp 50 juta, juga ada Rp 300 juta," tuturnya. Dalam sebulan Mulyani mampu mengirim tiga kontainer furnitur kerang. Satu kontainer memuat 400 kap lampu.Selain dari dalam negeri seperti Jakarta dan Bali, pembelian juga datang dari luar negeri seperti Spanyol, Amerika Serikat, Inggris dan Australia. "Pesanan dalam dan luar negeri seimbang, 50-50," katanya. Melonjaknya jumlah pesanan ini juga yang membuat Mulyadi membuka cabang Antika Lightnings di Cirebon, Jawa Barat. Berbagai promosi dilakukan Mulyadi, salah satunya dengan mengikuti pameran furnitur, International Furniture & Craft Fair Indonesia (IFFINA) 2011 di Jakarta International Expo, Kemayoran. Ia mengatakan, peluang bisnis furnitur kerang sangat menjanjikan apalagi bisnis ini belum banyak dilirik orang. "Limbahnya murah, omzetnya besar," katanya optimis. Untuk meningkatkan penjualan, rencananya Mulyadi juga bakal menawarkan produknya ke hotel danCek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Cangkang kerang bikin furnitur tambah cantik, isi kantong pun menarik
Cangkang kerang bisa menjadi pemanis yang menarik jika digabungkan dengan furnitur. Inilah yang dilakukan oleh Mulyadi yang menyulap limbah cangkang kerang yang tak berharga untuk menaikkan penjualan furniturnya. Tak hanya laku di dalam negeri, furnitur kerangnya juga digemari pasar luar negeri.Limbah kerang menjadi sesuatu yang berharga jika dimanfaatkan dengan baik. Seperti yang dilakukan Mulyadi dengan menyulap limbah cangkang kerang menjadi bahan baku furnitur. Mulyadi mengatakan, ide memanfaatkan cangkang berawal di tahun 2005. "Awalnya tak sengaja," katanya. Ia bercerita, saat berkendara melewati ruas jalan di kota Jepara, Jawa Tengah, ia melihat banyak sekali tumpukan cangkang kerang yang dibuang begitu saja oleh warga setempat. Mulyadi yang saat itu berprofesi sebagai perajin furnitur kemudian berfikir untuk menjadikan limbah kerang sebagai pemanis dalam produk furniturnya. Ia lalu mencoba membuat tutup lampu kotak dari limbah cangkang kerang tersebut. Setelah jadi, tutup lampu itu dititipkan ke satu perusahaan furnitur di Jepara. Tak dinyana, setelah sebulan, Mulyadi dihubungi dengan order 700 tutup lampu kerang. Dari situlah Mulyadi kemudian mengembangkan desain-desain baru dari cangkang kerang. Ia mengombinasikan cangkang kerang di kerangka furnitur seperti meja. Pekerjaan sebagai pembuat furnitur dan tukang kayu membuat dirinya memiliki kebebasan dalam berkreasi. Ia memutuskan untuk menekuni pembuatan furnitur dengan cangkang kerang sebagai aksesori. Meningkatnya kebutuhan cangkang kerang, membuatnya harus mendatangkan limbah kerang dari Jepara, Surabaya, Madura, dan Lampung. Dalam satu bulan ia membutuhkan sekitar 3 ton cangkang kerang untuk workshop miliknya, Antika Lightnings di Jepara. Ia membeli cangkang-cangkang kerang tersebut dengan harga Rp 3.000 hingga Rp 60.000 per kilogram. Harga cangkang kerang tergantung dari jenis kerang. Setelah kerang datang, ia lalu mencucinya sampai bersih. Kemudian kerang-kerang itu dipisahkan sesuai ukuran dan bentuk. "Dipisah besar dan kecil, bulat dan kotak," katanya.Cangkang kerang yang akan dipakai, tidak langsung ditempel. Mulyadi harus memotong dengan gergaji sesuai bentuk yang diinginkan. Setelah itu, cangkang dilapisi powder coating agar terlihat mengkilap dan bertekstur keras. Setelah kering, kerang-kerang itu kemudian direkatkan di kaki dan badan meja. Selain meja, kerang juga dipasang di kursi, lemari, dan cermin, termasuk dibuat tutup lampu. "Banyak konsumen yang bilang kalau furnitur tambah manis dengan tambahan kerang," ujar Mulyadi. Tak hanya sebagai pemanis, kerang pun bisa dijadikan bahan utama furnitur. Hanya, tetap dibutuhkan kayu atau triplek sebagai penyangga agar furnitur berdiri kuat. Mulyadi menggunakan kayu jati, mahoni, dan mangga untuk furniturnya. Kayu-kayu tersebut didatangkan dari Jawa Barat dan Jawa Tengah. Menurutnya, masyarakat menyukai furnitur yang terkesan simpel. Jika porsi kerang yang ditempel lebih besar dibandingkan dengan kayu, tidak banyak yang memesan karena kesannya terlalu mewah. Saat ini, Mulyadi bersama 30 pegawai Antika Lightnings mampu memenuhi pesanan pembuatan furnitur ruang tamu, ruang makan, dan kamar tidur. "Semuanya dengan aksesori kerang," katanya. Mulyadi bahkan meluncurkan rancangan baru berupa sofa, coffee table, lemari dapur, dan lemari teve. Sebuah furnitur kerang dibanderol dengan harga Rp 500.000 - Rp 2 juta. Jika pelanggan membeli satu set furnitur ruang tamu, maka harganya mulai Rp 15 juta. Dengan satu set itu, pembeli mendapatkan sofa, meja, lemari TV, tutup atau kap lampu sampai cermin. Kesan antik dan menarik dari kerang, membuat pesanan furnitur yang diterima Mulyadi melonjak. "Kadang ada pemesan yang minta dibuatkan 50 biji. Ada pesanan yang harganya Rp 5 juta, ada Rp 50 juta, juga ada Rp 300 juta," tuturnya. Dalam sebulan Mulyani mampu mengirim tiga kontainer furnitur kerang. Satu kontainer memuat 400 kap lampu.Selain dari dalam negeri seperti Jakarta dan Bali, pembelian juga datang dari luar negeri seperti Spanyol, Amerika Serikat, Inggris dan Australia. "Pesanan dalam dan luar negeri seimbang, 50-50," katanya. Melonjaknya jumlah pesanan ini juga yang membuat Mulyadi membuka cabang Antika Lightnings di Cirebon, Jawa Barat. Berbagai promosi dilakukan Mulyadi, salah satunya dengan mengikuti pameran furnitur, International Furniture & Craft Fair Indonesia (IFFINA) 2011 di Jakarta International Expo, Kemayoran. Ia mengatakan, peluang bisnis furnitur kerang sangat menjanjikan apalagi bisnis ini belum banyak dilirik orang. "Limbahnya murah, omzetnya besar," katanya optimis. Untuk meningkatkan penjualan, rencananya Mulyadi juga bakal menawarkan produknya ke hotel danCek Berita dan Artikel yang lain di Google News