Capex GGRM Rp 850 Miliar



JAKARTA. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mulai mempersiapkan rencana ekspansi usahanya pada tahun depan. Demi memuluskan rencana tersebut, raksasa rokok asal Kediri ini menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) mencapai sebesar Rp 850 miliar.

Wakil Direktur Utama Gudang Garam Istata T. Sidharta, mengatakan dana belanja modal itu akan digunakan untuk modal kerja sebesar Rp 250 miliar. Sedangkan sisanya sebesar Rp 600 miliar untuk membiayai pembangunan gedung penampungan atau depo. Lokasinya di Medan (Sumatera Utara), dan Lhoksumawe (Aceh).

Tujuan emiten berkode saham GGRM ini membangun depo adalah memperlancar jalur distribusi. "Kami juga menggunakan dana sebesar Rp 600 miliar itu untuk peremajaan bangunan yang sudah ada," ujar Istata, kemarin.


Dana belanja modal tahun depan itu akan bersumber dari kas internal dan pinjaman. Saat ini, GGRM sudah mengantongi pinjaman sebesar Rp 4,5 triliun. Nah, pinjaman inilah yang akan digunakan perusahaan untuk membiayai capex tahun depan. "Kami tidak meminjam dana tersebut secara khusus," katanya. Sedangkan tahun lalu, GGRM sempat fasilitas pinjaman yang dikantonginya mencapai Rp 6,7 triliun. Sayang, Istata tak bersedia menyebutkan siapa pemberi pinjaman itu.

Gudang Garam memang tengah berupaya mempertahankan pangsa pasar tahun depan sebesar 30%. Padahal, penjualan perusahaan hingga akhir kuartal ketiga 2009 hanya sebesar Rp 23,53 triliun, turun tipis 0,19% dari pencapaian periode yang sama 2008.

Menurut Sekretaris Perusahaan GGRM Heru Budiman, volume penjualan rokok perusahaannya tahun ini memang menurun 4,4% dari tahun lalu menjadi sekitar 40 miliar batang. Meski begitu, GGRM masih bisa mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang gemilang.

Penopangnya adalah kenaikan harga jual rokok. GGRM memang telah menaikkan harga jual sigaret kretek tangan (SKT) sebesar 3,9%. Sedangkan harga sigaret kretek mesin (SKM) naik 6,6%. "Kami menaikkan harga jual rokok karena pasar pada tahun ini relatif lebih bagus ketimbang tahun 2008," ujar Heru.

Selain itu, konsolidasi kinerja anak usaha PT Surya Mastrindo mengakibatkan GGRM bisa menekan biaya jual (cost of sale) dari semula Rp 19,67 miliar menjadi Rp 18,31 miliar. GGRM menggabungkan kinerja Surya Mastrindo dalam neraca konsolidasi keuangannya terhitung 30 September 2009. "Kami mulai memasukkan sejak Juni 2009," katanya.

Hingga akhir tahun ini, Gudang Garam menargetkan bisa menorehkan penjualan rokok yang sama dengan tahun lalu. "Kami harapkan sama, tapi sepertinya akan sedikit turun," imbuh Heru. Sekedar informasi, penjualan GGRM sepanjang tahun lalu mencapai Rp 30,25 triliun. Sedangkan laba bersih mereka sebesar Rp 1,88 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan