Capex Itama Ranoraya (IRRA) tahun ini Rp 300 miliar, untuk apa saja?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) menganggarkan belanja modal Rp 250 miliar hingga Rp 300 miliar di sepanjang tahun ini. Belanja modal ini naik signifikan dibandingkan anggaran belanja modal rutin yang sebesar Rp 20 miliar hingga Rp 25 miliar per tahunnya.

Lonjakan belanja modal tersebut karena IRRA tengah memulai langkah transformasi bisnis untuk masuk ke industri manufaktur, Clinical Laboratory dan eHealth Services di sektor kesehatan.

Direktur Keuangan Itama Ranoraya Pratoto Raharjo mengatakan, pihaknya memiliki banyak opsi sumber pendanaan seperti pinjaman perbankan, penerbitan surat utang maupun penggunaan saham tresuri.


Pada April 2021, IRRA baru mendapat pinjaman perbankan pertama untuk modal kerja senilai Rp 150 miliar dari Bank Danamon. Pratoto bilang, IRRA masih punya ruang leverage untuk peningkatan pinjaman.

Baca Juga: Kinerja kuartal I melesat, begini rekomendasi saham Itama Ranoraya (IRRA)

Selain pinjaman perbankan, IRRA juga masih memiliki saham tresuri sebanyak 100 juta lembar yang stand by sebagai sumber pendanaan.

"Alokasi belanja modal kami tahun ini terdiri dari belanja modal rutin dan belanja modal untuk ekspansi anorganik yakni mengakuisisi Oneject yang merupakan company sister IRRA," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (17/5).

Selain itu, capex juga untuk belanja modal rutin sektar Rp 20 miliar hingga Rp 25 miliar dan  sisanya untuk akuisisi serta merealisasikan proses transformasi yang mulai dieksekusi IRRA di tahun ini.

“Alokasi belanja modal untuk akuisisi bisnis atau perusahaan yang sudah menghasilkan kategorinya incremental cashflow. Jadi untuk akuisisi Oneject (sisters company) maupun pembukaan klinik laboratorium tidak hanya size aset dan pendapatan yang meningkat namun laba yang diperoleh begitu juga dengan pertumbuhannya," kata Pratoto.

Direktur Utama PT Itama Ranoraya Heru Firdausi Syarif menambahkan, dengan agenda bisnis transformasi, IRRA akan memperkuat posisi di sektor kesehatan tidak hanya sebagai distributor alat kesehatan, namun juga sebagai produsen dan sampai ke jasa layanan kesehatan.

“Pelaksanaannya akan berjalan paralel, baik untuk akuisisi PT Oneject Indonesia (Oneject) maupun investasi di layanan jasa kesehatan (Klinik laboratorium)”, ungkap Heru.

Heru memperkirakan, dalam dua tahun ke depan (2021 – 2022) IRRA akan memiliki anggaran belanja modal jumbo seiring dengan realisasi proses transformasi bisnis perseroan yang ditargetkan bisa selesai tahun depan. Realisasi dari hasil transformasi bisnis baru mulai terefleksi penuh pada performa buku tahun 2022, sehingga tahun ini pertumbuhan IRRA  masih bersumber dari bisnis eksisting.

Namun mulai tahun depan, kata Heru, pertumbuhan bisnis IRRA akan didukung oleh bisnis manufaktur, Clinical Laboratory dan eHealth Services.

“Tahun ini kami menargetkan pertumbuhan di kisaran 80%-100% yoy setelah tahun lalu kami bisa tumbuh di level yang sama. Transformasi bisnis ini adalah cara kami bisa menjaga ritme pertumbuhan perusahaan bisa tetap tinggi kedepannya," ujar Heru.

 
IRRA Chart by TradingView

Selanjutnya: Itama Ranoraya (IRRA) raih kredit modal kerja Rp 150 miliar dari Bank Danamon

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat