KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) menyebut capital expenditure (capex) alias belanja modal pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terus mengalami penurunan. Di sisi lain, pengembang PLTS tetap membutuhkan adanya perbaikan regulasi agar energi baru terbarukan (EBT) bisa lebih optimal. Ketua Umum AESI Fabby Tumiwa menyampaikan, pada tahun 2015 lalu capex pembangunan PLTS bisa mencapai US$ 2000 per kilowatt-peak (kWp), yang mana saat itu harga listrik dari PLTS masih di atas US$ 20 sen per kilowatt-hour (kWh). Seiring berjalannya waktu, capex PLTS berangsur-angsur turun sejalan dengan tren menurunnya harga listrik pembangkit tersebut. Saat ini, capex PLTS berada di kisaran US$ 800—US$ 900 per kWp. Beberapa proyek PLTS pun sudah bisa menghasilkan listrik dengan harga sekitar US$ 5 per kWh.
Capex Pembangunan PLTS Dinilai Terus Alami Penurunan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) menyebut capital expenditure (capex) alias belanja modal pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terus mengalami penurunan. Di sisi lain, pengembang PLTS tetap membutuhkan adanya perbaikan regulasi agar energi baru terbarukan (EBT) bisa lebih optimal. Ketua Umum AESI Fabby Tumiwa menyampaikan, pada tahun 2015 lalu capex pembangunan PLTS bisa mencapai US$ 2000 per kilowatt-peak (kWp), yang mana saat itu harga listrik dari PLTS masih di atas US$ 20 sen per kilowatt-hour (kWh). Seiring berjalannya waktu, capex PLTS berangsur-angsur turun sejalan dengan tren menurunnya harga listrik pembangkit tersebut. Saat ini, capex PLTS berada di kisaran US$ 800—US$ 900 per kWp. Beberapa proyek PLTS pun sudah bisa menghasilkan listrik dengan harga sekitar US$ 5 per kWh.