Caplok Lazada, Alibaba perkokoh pasar Asia



JAKARTA. Niat Jack Ma untuk memperkuat pasar e-commerce di Asia Tenggara, termasuk Indonesia tak main-main. Lewat Alibaba Group Holding Ltd, orang terkaya di Tiongkok itu kini menjadi pemegang saham mayoritas di Lazada, salah satu situs e-commerce terbesar di Asia Tenggara.

Untuk menjadi pemegang saham mayoritas Lazada, Alibaba mengeluarkan kocek tak sedikit. Total kopral mencapai US$ 1 miliar atau Rp 1,3 triliun. Yakni lewat ekuitas baru senilai US$ 500 juta serta akuisisi saham dari shareholder Lazada lama. Antara lain dari Rocket Internet SE, Tesco Plc dan Investment AB Kinnevik.

Rocket Internet dalam pernyataan resmi menyebut, Alibaba memborong saham mayoritas Lazada ini setara ekuitas US$ 1,5 miliar. "Transaksi ini menjadi tonggak penting bagi Lazada untuk menjadi platform online terkemuka di Asia Tenggara," tandas Oliver Samwer, Chief Executive Officer (CEO) Rocket Internet, Selasa (12/4).


Chief Executive President (CEO) Lazada Maximilian Bittner menambahkan, Lazada berpeluang memperkuat cengkeraman bisnisnya di Asia Tenggara lewat sinergi ini. "Ini akan mendorong manfaat besar ke pelanggan, penjual, merek dan ekosistem e-commerce," ujar dia.

Bagi Alibaba, akuisisi ini akan membuat gurita bisnis e-commerce-nya semakin luas di sejumlah negara, khususnya di Asia Tenggara. Apalagi, pasar bisnis online Lazada kuat di kawasan ini. Meski hanya menguasai 3% dari total penjualan online di seluruh dunia, Asia Tenggara menawarkan potensi pertumbuhan besar.

Dengan populasi 560 juta jiwa, sebanyak 200 juta di antaranya merupakan pengguna internet yang aktif. Meski transaksi sudah diumumkan, Lazada Indonesia masih enggan berkomentar. "Kami belum bisa memberi tanggapan apapun mengenai hal ini," tandas Tania Amalia, Manajer Public Relations Lazada Indonesia kepada KONTAN, Selasa(12/4).

Merunut pemegang saham Lazada, tercatat taipan Indonesia Anthony Salim memiliki andil tidak langsung di Lazada. Yakni lewat kepemilikan saham di Rocket Internet AG.

Grup Salim ini masuk lewat anak usaha First Pacific, Philippines Long Distance Telephone. Cuma Franciscus Welirang, salah satu petinggi Grup Salim enggan berkomentar soal itu. "Saya tak tahu itu," ujarnya.

Yang jelas, Vice President Marketing Elevenia Madeleine Ong de Guzman melihat, masuknya Alibaba ke Lazada menunjukkan kepercayaan investor atas prospek bisnis e-commerce. Meski persaingan bisnis akan ketat, ia yakin pasar masih besar.

"Total bisnis e-commerce di Indonesia secara persentase masih kecil tapi potensinya sangat besar," ujarnya yakin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie