Capri Nusa Satu (CPRI) andalkan bisnis penyewaan gedung pada 2021



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Perekonomian Indonesia masih terdampak Covid-19 pada 2021. Kendati demikian, PT Capri Nusa Satu Properti Tbk (CPRI) masih optimistis bisnis sewa propertinya tetap menggeliat. Karena itu, CPRI menargetkan tingkat okupansi bisnis sewa properti perseroan mencapai 80% tahun ini.

Direktur Utama CPRI, Jensen Surbakti, mengatakan, langkah pemerintah memberikan sejumlah stimulus pada bisnis properti dan pariwisata dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat sehingga sektor ini dapat kembali terangkat.

Adapun, CPRI juga menargetkan pertumbuhan pendapatan tahun ini tidak akan jauh dari tahun sebelumnya. Hal ini lantaran penyewaan gedung perkantoran yang dimiliki perseroan berkontribusi cukup besar.  “Di gedung penyewaan perkantoran milik CPRI yakni di Raden Inten, Jakarta Timur kondisi masih jauh lebih baik," ujarnya kepada KONTAN.co.id, Minggu (21/3). 


Untuk itu, di tahun ini CPRI menargetkan okupansi penyewaan gedung perkantoran di Raden Inten bisa mencapai 80%. Sementara itu, untuk gedung JW Smarta Office yang berada di Jatiwaringin, Bekasi ditargetkan mencapai okupansi sekitar 10% dan sisanya untuk penyewaan hall lainnya.

Baca Juga: Cegah penularan, Dirut Capri Nusa (CPRI) jaga jarak dan tidak bicara saat makan

Di tahun ini, CPRI juga fokus untuk menyelesaikan proyek The Atuh Beach Resort di Nusa Penida. Untuk itu, belanja modal atau capex di tahun ini akan digunakan untuk penyelesaian proyek tersebut. 

Berdasarkan catatan KONTAN, perusahaan mengalokasikan capital expenditure sebesar Rp 40 miliar sampai Rp 50 miliar tahun ini. “Capex CPRI mengandalkan dari sisa di tahun lalu karena dana itu akan difokuskan untuk penyelesaian resort Nusa Penida di Bali,” tambahnya. 

Proyek The Atuh Beach Resort milik CPRI di kawasan pantai Atuh, Nusa Penida, Bali telah dibangun sejak kuartal II tahun 2020 yang ditargetkan akan mulai beroperasi pada akhir tahun 2021. Jika proyek ini beroperasi, menurut Jansen, perusahaannya bisa meraup hingga Rp 80 miliar sampai Rp 100 miliar per tahun.

Jansen menambahkan, lantaran pandemi Covid-19 tak dapat di prediksi, perseroan masih dalam tahap penjajakan dan belum rampung. Sebab, perusahaan masih menimbang apa yang cocok dengan kondisi terpuruk pariwisata dan penyewaan gedung. 

“Ke depan kami terus menerus akan kaji bisnis apa yang saat ini bisa bertahan dan akan mendongkrak bisnis utama CPRI. Karena kami sadari harus memulai pemikiran rencana bisnis yang bisa menaikan nilai tambah perseroan dan menghasilkan pendapatan,” ungkapnya. 

Yang pasti, CPRI juga menyiapkan beberapa strategi bisnis untuk mendongkrak penjualan dan penyewaan diantaranya yakni memasarkan peyewaan office tower dan gedung pertemuan yang dimiliki perseroan sejak tahun lalu, kemudian melakukan pemasaran dengan memasang iklan melalui sosial media. 

Selain itu, CPRI juga memberikan diskon sewa hingga 15% sampai 20% kepada pihak penyewa untuk meningkatkan penjualan. 

Selanjutnya: Dihantam pandemi, Capri Nusa (CPRI) turunkan harga sewa ruang kantor sampai 20%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli