KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian Indonesia masih terdampak Covid-19 pada 2021. Kendati demikian, PT Capri Nusa Satu Properti Tbk (
CPRI) masih optimistis bisnis sewa propertinya tetap menggeliat. Adapun perseroan juga targetkan pendapatan tahun ini bisa menyamai seperti di tahun 2020 yakni sekitar Rp 2,8 miliar. Direktur Utama CPRI, Jensen Surbakti mengatakan, selama masa Pandemi Covid-19 yang sudah memasuki 1.5 tahun yang melanda dunia memberikan dampak perekonomian. Salah satu yang terdampak signifikan adalah sektor property penyewaan gedung dan pariwisata yang merupakan bisnis utama CPRI. “CPRI saat ini juga mengalami kesulitan dalam pemasaran salah satu gedung yang kami miliki okupansinya dibawah 10%. Sehingga bisnis ini akan bergantung dan menunggu pemulihan perekonomian ke depan yang sangat kita harapkan setelah terjadi imunitas akan bisa berjalan lagi,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Kamis (26/8).
Hal ini lantaran penyewaan gedung perkantoran yang dimiliki perseroan berkontribusi cukup besar. “Di gedung penyewaan perkantoran milik CPRI yakni di Raden Inten, Jakarta Timur kondisi masih jauh lebih baik," ujarnya kepada KONTAN.co.id, Minggu (21/3).
Baca Juga: PPKM darurat, Capri Nusa Satu (CPRI) perkiraan permintaan sewa kantor akan turun 40% Untuk itu, di tahun ini CPRI menargetkan okupansi penyewaan gedung perkantoran di Raden Inten bisa mencapai 80%. Bahkan, sampai saat ini dia mengatakan okupansi di gedung itu sudah mencapai 75%. Sementara itu, untuk gedung JW Smarta Office yang berada di Jatiwaringin, Bekasi tingkat okupansinya masih di bawah sekitar 10%. Sebagai informasi, sebelumnya perusahaan mengalokasikan
capital expenditure sebesar Rp 40 miliar sampai Rp 50 miliar tahun ini. Di mana rencana nya dana itu akan difokuskan untuk penyelesaian resort Nusa Penida di Bali.
Namun, dia mengatakan sampai dengan saat ini belum ada realisasi capex secara signifikan lantaran perseroan masih menunggu kepastian kebijakan dan perkembangan penanganan Covid-19. “Dengan demikian masyarakat mempunyai kepercayaan diri melakukan aktivitas dengan protokol kesehatan ketat dan imunitas secara global,” ujarnya. Lantaran masih
wait and see, mengenai rencana ekspansi juga masih tertunda sebab perseroan masih mengevaluasi dan mengamati bisnis apa saat ini yang cocok untuk menambah nilai tambah bagi Perseroan dan meningkatkan kinerja Perseroan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .