KONTAN.CO.ID - Komunikasi dan kolaborasi adalah dua hal yang saling berkaitan dalam membentuk tim yang sukses. Komunikasi yang efektif tentunya dapat memperkuat kolaborasi begitupun sebaliknya. Bagian terpenting dari komunikasi yang efektif bukanlah apa yang kita katakan, tetapi bagaimana cara kita mengatakannya dan bagaimana sikap yang kita ambil saat menyampaikannya. Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif khususnya di lingkungan kerja, kita perlu mengatasi hambatan-hambatan yang menjadi penghalang, salah satunya adalah Generation Gap. Di dunia kerja saat ini, banyak perusahaan baik korporasi maupun start up yang tenaga kerjanya umumnya didominasi oleh generasi muda. Namun ada juga beberapa perusahaan korporasi seperti Allianz Group, yang mengedepankan nilai inklusi sehingga memiliki karyawan berasal dari beberapa generasi yang masih aktif dan produktif mengisi dunia kerja, di antaranya yaitu Generasi X (1965-1980), Generasi Y atau Milenial (1981-1996) dan Generasi Z (1997-2012).
Selanjutnya pada prakteknya di lingkungan kerja sehari-hari komunikasi antar/lintas generasi ini seringkali menjadi tantangan tersendiri karena adanya Generation Gap. Dikutip dari Fincash, Generation Gap adalah perbedaan dalam pemikiran, keyakinan, dan tindakan orang-orang dari generasi yang berbeda. Dalam lingkungan kerja, seringkali Generation Gap terjadi dikarenakan perbedaan persepsi dalam melihat suatu masalah dan ekspektasi yang berbeda. Sehingga dapat memicu konflik yang berujung pada stress, sulit menyesuaikan diri hingga rendahnya tingkat kolaborasi antar tim maupun individu. Salah satu cara untuk mengatasi Generation Gap yang terjadi adalah dengan memahami komunikasi lintas generasi. Ditemui dalam acara NgobrAZ (Ngobrol Bareng Allianz) “Komunikasi Asik, Kolaborasi Makin Ciamik!” yang diselenggarakan oleh Allianz Indonesia baru-baru ini untuk karyawannya, Hilbram Dunar, Communication Coach & Motivator diundang sebagai pembicara tamu dan menyampaikan bahwa ada beberapa tips yang harus kita perhatikan jika berkomunikasi/berbicara dengan orang lain khususnya lintas generasi agar tidak terjadi miskomunikasi, diantaranya yaitu: 1. Pahami karakter setiap generasi yang berbeda, 2. Atur dan sesuaikan nada bicara, 3. Gunakan bahasa tubuh yang lebih terbuka, dan 4. Lakukan pemilihan kata yang tepat sesuai dengan karakter generasinya. Saat berhadapan dengan orang yang baru ditemui atau yang lebih senior seperti atasan di kantor, pasti kita sering mengalami grogi dan kurang percaya diri. Ini merupakan hal yang wajar menurut Hilbram. Jika tidak mengalami grogi justru orang cenderung berbicara asal-asalan dan tidak mempedulikan lawan bicara. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengendalikan grogi agar penyampaian kata-kata bisa lebih jelas dan tepat sasaran. Hilbram juga menambahkan, “Communication is a heart skill, yaitu lebih dari sekedar berbicara dengan jelas tapi juga harus menginspirasi dengan cara menghargai lawan bicara, menunjukkan empati dan kerendahan hati serta menjadi pendengar yang baik. Dengan begitu, komunikasi lintas generasi dapat berjalan efektif.” Setelah setiap individu di dalam sebuah organisasi sudah mempraktikkan komunikasi efektif, kolaborasi dan kerjasama tim akan berjalan jadi lebih baik. Membangun komunikasi dan kolaborasi yang efektif dalam tim dapat membantu meningkatkan kinerja dan produktivitas tim secara keseluruhan sehingga tujuan organisasi pun dapat tercapai. Perlu diingat bahwa komunikasi dan kolaborasi tim merupakan sebuah proses yang berkesinambungan. Sesama anggota tim harus lebih sering berinteraksi/berkomunikasi baik secara formal atau informal untuk menemukan ide-ide maupun solusi dalam menyelesaikan masalah. Komunikasi yang terjalin dengan intens akan memudahkan pembentukan kolaborasi antar tim yang efektif. Ditemui pada kesempatan yang sama, Wahyuni Murtiani, Head of Corporate Communications Allianz Life Indonesia menyampaikan bahwa Allianz sangat mendukung budaya kolaborasi dan inklusif dengan menyediakan platform/acara kolaborasi offline maupun online yang dapat membantu karyawan untuk saling terhubung berkomunikasi satu sama lain dimanapun dan kapanpun. Salah satu platform/acara yang telah diadakan sejak awal tahun 2019 secara rutin sebulan sekali adalah NgobrAZ (Ngobrol Bareng Allianz Citizens) yang merupakan forum diskusi/workshop internal Allianz dengan sesama karyawan lainnya yang berasal dari lintas generasi dan seringkali menghadirkan pembicara tamu yang bisa memberikan banyak tips dan informasi yang dibutuhkan oleh karyawan. “Platform/acara seperti ini dapat membantu meningkatkan komunikasi efektif dan kolaborasi antar karyawan lintas generasi. Setiap tahunnya Allianz Indonesia mengadakan survei untuk mengajak semua karyawan melakukan penilaian atas komunikasi dan kolaborasi yang terjalin di antara karyawan.
Dari hasil survey terakhir yang dilakukan di tahun 2022, Allianz Indonesia menduduki peringkat satu di antara entitas bisnis Allianz di Asia Tenggara, dengan tingkat kepuasan karyawan 93%. Ke depannya, Allianz Indonesia akan terus konsisten melakukan berbagai upaya untuk memastikan mempertahankan dan meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antar karyawannya,” tutup Wahyuni.
Baca Juga: Allianz Indonesia Ajak Media Berkolaborasi Tingkatkan Literasi & Penetrasi Asuransi Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti