Cara Junglegold Bali Menarik Cuan dari Cokelat Sehat



KONTAN.CO.ID - JIMBARAN. Bali tidak hanya tenar sebagai daerah wisata. Tapi juga kaya akan produk kulinernya yang khas. Salah satunya adalah cokelat Bali.

Dari sekian banyak brand cokelat, Junglegold Bali besutan PT Bali Coklat termasuk yang populer. Berdiri sejak 2010, Junglegold kini mulai menyajikan produk cokelat kekinian. 

Yakni, cokelat sehat yang tidak memakai susu atau vegetarian. Dalam proses pembuatannya, termasuk  penanaman biji kakao, selalu mengedepankan konsep ramah lingkungan. 

Cokelat sehat mulai dikembangkan Junglegold sejak enam tahun lalu. Ida Bagus Nama Rupa, salah satu pendiri dan Direktur Junglegold Bali mengatakan, produksi cokelat sehat ini dimaksudkan untuk mengubah mindset orang terhadap cokelat. Yakni, makan cokelat bisa bikin badan gemuk dan berpotensi diabetes.

"Kami beralih ke cokelat murni plant based. Tidak memakai produk hewani sama sekali," tutur pria yang akrab di sapa Gusde ini kepada KONTAN di Jimbaran, Bali, belum lama ini.

Baca Juga: Meneguk peluang manis dari minuman aneka cokelat

Proses pembuatan cokelat Junglegold ini awalnya mengandalkan biji kakao dari perkebunan cokelat yang ada di Bali. Seiring permintaan yang terus meningkat, Gusde pun mulai mencari pasokan biji kakao dari daerah lain.

Bersama tim, Gusde berkeliling ke berbagai daerah, seperti Nusa Tenggara Timur dan Papua untuk mendapatkan produk cokelat yang diinginkan.

Untuk bisa mendapatkan biji kakao yang ramah lingkungan, Gusde memberikan bimbingan dan pelatihan kepada para petani cokelat yang sudah bermitra dengannya. Hal ini untuk memastikan cokelat yang dihasilkan bebas pestisida.

Selain biji kakao, Junglegold juga mendapat pasokan campuran produksi cokelat batangan (bar) dari daerah Klungkung dan Karangasem, Bali serta gula merah dari Purworejo, Jawa Tengah.

Setelah menghasilkan kakao yang ramah lingkungan, Junglegold Bali tidak lupa mengadakan promosi, termasuk di dalamnya promosi edukasi.

Salah satunya adalah dengan mendirikan Pod Origine. Ini adalah eco tourism Junglegold yang ada di Bali Elephant Camp Petang, Badung. Di sini pengunjung bisa melihat langsung tempat pembuatan cokelat, outlet cokelat, hingga arena terbuka.

Dengan terobosannya ini, produksi cokelat Junglegold Bali makin lumer. Dalam sehari, Junglegold Bali rata-rata bisa memproduksi hingga 200 kilogram (kg) cokelat, yang awalnya hanya 5 kg cokelat per hari.

Tak heran, jika pasar Junglegold Bali tidak hanya menyasar pasar wisata di Bali saja, tetapi juga mulai merambah ke daerah lain di luar Pulau Dewata. Malah, berkat pemasaran digital, Junglegold Bali juga sudah masuk ke Singapura, Jerman dan Amerika Serikat.

Dengan pencapaian tersebut, Junglegold belum lama ini meraih  juara lomba Bean to Bar cokelat Indonesia pertama di pameran SIAL Interfood. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon