Makanan Pelancar ASI - Daun katuk dan kelor adalah salah satu bahan makanan pelancar air susu ibu (ASI). Lalu, bagaimana cara membuat makanan pelancar ASI menggunakan daun katuk dan kelor? Daun katuk dan kelor sudah terkenal sebagai bahan makanan populer pelancar ASI. Selain itu, daun kelor dan katuk juga dapat mengandung kalsium, potasium, protein, hingga beragam vitamin yang meningkatkan nutrisi ASI. Untuk membuat makanan pelancar ASI dengan daun katuk dan kelor, simak penjelasan berikut.
Cara membuat makanan pelancar ASI dengan daun katuk dan kelor Ketua Umum Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Dr (Cand.) dr Inggrid Tania, MSi membagikan cara membuat makanan pelancar ASI menggunakan daun katuk dan kelor. Hal pertama yang harus dilakukan yaitu menyiapkan bahan-bahan untuk memasak makanan pelancar ASI tersebut, yaitu:
Baca Juga: 7 Manfaat Zat Besi untuk Bayi dan Tubuh yang Perlu Diketahui - Air 500-600 ml
- Satu genggam daun katuk
- Satu genggam daun kelor
- 20 gram irisan kunyit
- 1/4 hingga 1/2 sendok teh spiriluna
- Satu siung bawang putih
- Dua siung bawang merah (iris tipis)
- Spiriluna
- Garam
Setelah menyiapkan bahan-bahan di atas, Anda bisa mulai mengolah menjadi makanan pelancar ASI dengan cara berikut:
- Pertama-tama, rebus air hingga mendidih.
- Kemudian, masukkan irisan bawang merah, bawang putih, dan kunyit.
- Masukkan daun katuk dan kelor segar.
- Rebus selama 10 menit hingga sayur melunak.
- Setelah daun katuk dan kelor melunak, matikan api dan beri sejumput garam serta spiriluna.
Perlu digarisbawahi, daun katuk dan kelor yang digunakan sebagai bahan makanan pelancar ASI harus segar. Inggrid menyarankan untuk tidak menggunakan daun kelor yang sudah dipetik lebih dari 6 jam karena daun tersebut mudah teroksidasi. "Ketika merebus daun katuk dan kelor boleh saja kelor itu dimasukkan bersama tangkai-tangkainya, tapi yang dimakan cukup daunnya," ujar dr Inggrid Tania, MSi, dikutip dari Antara, Sabtu (05/08/23). "Tangkai kelor mengandung zat bioaktif yang mirip dengan kandungan di dalam daun. Tetapi tangkai kelor keras sehingga biasanya tidak ikut dimakan," imbuhnya. Olahan daun katuk dan kelor disarankan untuk dimakan 2-3 kali sehari. Ibu menyusui juga perlu menghabiskan kuahnya, karena banyak mengandung nutrisi dan zat bioaktif. Selain daun katuk dan kelor, Inggrid juga memaparkan sederet bahan-bahan lain yang bisa dijadikan makanan pelancar ASI, yaitu:
- Daun beluntas
- Daun pepaya
- Adas
- Klabet
- Habbatussauda
- Kunyit
- Temulawak
Menurut Inggrid, bahan-bahan alami tersebut dapat menjadi makanan pelancar ASI sekaligus meningkatkan kandungan nutrisi pada ASI karena mengandung zat-zat bioakatif, seperti antioksidan. Cara lain melancarkan ASI Adakah cara lain untuk melancarkan ASI selain konsumsi katuk dan kelor? Dilansir dari Momjunction, berikut beberapa cara memperbanyak ASI selain dengan makanan pelancar ASI berbahan daun katuk dan kelor:
- Pijat laktasi yang bermanfaat untuk melancarkan ASI, mengatasi tenggelam, meredakan pembengkakan, hingga mencegah penyumbatan pada saluran susu.
- Memompa ASI dengan tangan atau alat pumping elektrik. Setelah dipompa, ASI dapat disimpan di kuljas atau freezer.
- Konsumsi makanan bergizi dan seimbang, seperti buah, sayuran, susu rendah lemak, yogurt, ikan, dan daging.
- Ibu menyusui juga perlu banyak minum air putih.
- Minum obat pelancar air susu ibu atau ASI booster sesuai rekomendasi dokter
- Istirahat atau tidur cukup untuk mencegah hormon stres seperti kortisol yang dapat mengakibatkan ASI seret.
Dengan mengetahui makanan pelancar ASI dengan bahan daun katuk dan kelor serta tips lainnya, ibu menyusui bisa mencoba mengaplikasikan agar bisa memberikan nutrisi kepada bayi secara optimal. Apabila ASI masih seret atau tidak lancar setelah melakukan langkah-langkah di atas, Anda dianjurkan segera berkonsultasi dengan dokter atau ahli laktasi. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "
Cara Melancarkan ASI dengan Daun Katuk dan Kelor",
Penulis : Elizabeth Ayudya Ratna Rininta Editor : Elizabeth Ayudya Ratna Rininta Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto