Cara memilih reksadana saham saat terbuka peluang pemulihan ekonomi



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Di tengah potensi pemulihan ekonomi Indonesia ke depan, reksadana saham dinilai punya prospek kinerja yang menarik.

Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Freddy Tedja, meyakini reksadana saham dapat menjadi pilihan di periode yang sesuai sebagai entry point seperti saat ini, terutama bagi investor jangka panjang maupun yang berprofil agresif.  Ia pun membagikan beberapa tips yang bisa dipertimbangkan dalam memilih reksadana saham.

Pertama, sesuaikan dengan tujuan investasi seiring reksadana memiliki tingkat volatilitas yang sangat tinggi.  Bagi investor dengan profil risiko moderat atau memiliki horizon investasi jangka menengah, sedikit porsi reksadana saham bisa dimanfaatkan sebagai booster untuk menggenjot kinerja portofolio investasi.


Sementara bagi investor agresif dan punya tujuan jangka panjang, maka bisa mengoptimalkan porsi reksadana saham.

Baca Juga: Pertamina targetkan kontribusi EBT meningkat hingga 17% pada tahun 2030

Kedua, memilih Manajer Investasi (MI) yang terpercaya. Freddy menyebut, dalam hal ini investor harus mencari tahu rekam jejak MI yang akan mengelola dana kita. Bisa dengan melalui mengecek legalitas, mencari tahu perusahaan yang terafiliasi dengan MI tersebut, para profesional di dalamnya, serta tata kelola perusahaan yang diterapkan di MI tersebut.

Ketiga, cari tahu strategi pengelolaan reksadana, misalnya ada yang menggunakan tema investasi berdasarkan kapitalisasi pasar, syariah, konvensional, ESG, dan lain sebagainya), atau berdasarkan sektor tertentu. Kita harus mendapat informasi lengkap mengenai hal tersebut, memilih yang paling sesuai dengan tujuan investasi kita,” kata Freddy dalam keterangan tertulis, Jumat (13/8).

Langkah berikutnya adalah memperhatikan konsistensi kinerja reksadana untuk periode menengah panjang. Freddy menjelaskan, terdapat beberapa perusahaan domestik maupun global yang mengadakan pemeringkatan reksadana. Salah satu perusahaan pemeringkat yang terpercaya adalah Morningstar Rating.  

Baca Juga: BI sebut peluang pembiayaan ekonomi dari investor ritel domestik meningkat

Ia bilang, perusahaan pemeringkat global ini memberikan rating bintang 1-5 terhadap produk dengan usia minimal 3 tahun yang telah melalui proses perhitungan berdasarkan Morningstar Risk-Adjusted Return yang meliputi kinerja bulanan produk dan konsistensi kinerja produk. Walaupun tidak selalu harus digunakan, rating tersebut dapat melengkapi pertimbangan dalam memilih reksadana.

Sebagai contoh, reksadana Manulife Saham Andalan (MSA) dan Manulife Greater Indonesia Fund (MGIF) yang memperoleh rating bintang 5 dari Morningstar Rating pada Juni 2021. 

Reksadana MSA memiliki imbal hasil sebesar 27,43% YTD Juli 2021, jauh di atas tolok ukurnya yaitu IDX80 yang -12,25%.  Sedangkan reksadana MGIF memberikan imbal hasil 24,22% YTD per Juli 2021, melebihi tolak ukurnya yaitu IDX80 dalam USD yang -14,78%.

“Di tengah potensi pertumbuhan perekonomian Indonesia yang positif, peluang investasi pada reksa dana saham dapat dimanfaatkan oleh masyarakat investor yang forward looking , mencermati risiko saat ini namun pada saat yang sama juga menangkap peluang jangka panjang,” tutup Freddy

Selanjutnya: Aset Geothermal PLN GG dan Indonesia Power Diserahkan ke PGE Bulan Agustus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli