Cara Mencegah Hipertensi Sejak Dini, biar Terhindar dari Berbagai Penyakit Lainnya



KONTAN.CO.ID - Penyakit tekanan darah tinggi atau biasa dikenal dengan hipertensi, sebenarnya bisa dicegah sedini mungkin dengan beberapa cara yang tepat. 

Tekanan darah adalah salah satu parameter hemodinamik yang pengukurannya sederhana serta mudah. 

Hemodinamik adalah suatu kondisi di mana tekanan dan aliran darah dapat mempertahankan proses pertukaran zat di jaringan tubuh. 


Untuk mencegah tekanan tersebut naik sehingga menyebabkan hipertensi, Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Ira Purnamasari memberikan beberapa tips penanganannnya sejak dini. 

Baca Juga: Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 30 Tahun 2022 di di www.prakerja.go.id

Mengenal hipertensi dan gejalanya

Ira menjelaskan, hipertensi menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan tekanan darah terus naik. 

Karenanya, penanganan dini pada hipertensi penting dilakukan untuk mencegah imbulnya komplikasi pada beberapa organ tubuh, yakni jantung, ginjal, dan otak.

"Beberapa literatur menjelaskan, hipertensi berhubungan erat dengan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskuler," jelas Ira, seperti dikutip dari situs UM Surabaya. 

Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg.

Penderita hipertensi biasanya akan mengalami beberapa tanda yang menunjukkan sistem tubuh lainnya sudah terpengaruh oleh penyakit ini.

"Biasanya ditandai seperti sakit kepala, vertigo, napas pendek, nyeri angina atau nyeri dada yang disebabkan ketika otot jantung tidak mendapatkan cukup darah yang kaya oksigen, perdarahan pada hidung (epistaksis), perubahan ketajaman penglihatan, dan BAK berlebih pada malam hari (nokturia)," ungkap Ira. 

Cara mencegah hipertensi sejak dini

Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk penanganan dini mencegah hipertensi. Pertama, menurunkan berat badan. 

Ira memaparkan, naik turunnya berat badan seseorang tergantung pada jumlah kalori yang dikonsumsi dan jumlah kalori yang dibakar tubuh saat beraktivitas. 

Baca Juga: Kominfo Buka Pendataran Beasiswa S2 Dalam Negeri 2022, Ini Syaratnya

Asupan kalori yang berlebih ditambah dengan tidak melakukan aktivitas fisik, bisa menambah berat badan. Hal ini dikarenakan kalori yang masuk tidak terpakai kemudian disimpan dalam tubuh sebagai lemak. 

"Seseorang yag memiliki berat badan berlebih atau obesitas dianjurkan untuk menurunkan berat badan hingga mencapai berat badan ideal," ucapnya. 

Orang yang obesitas cenderung berisiko lebih tinggi dalam pembentukan plak hingga mempersempit pembuluh darah. Kondisi ini akan membuat jantung harus bekerja lebih keras dan mengakibatkan hipertensi. 

Selanjutnya, dengan rutin berolahraga atau latihan untuk meningkatkan ipoprotein berdensitas tinggi (HDL). 

Olahraga teratur, khususnya berjalan kaki, jogging, bersepeda, berenang, dan senam, dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 5–10 mmHg. 

Anda bisa melakukan olahraga selama 30-60 menit sebanyak 3-5 kali dalam seminggu. Olahraga dapat membantu meningkatkan kadar HDL atau kolesterol baik dalam darah sehingga dapat menurunkan risiko penyakit jantung. 

"Olahraga bagi pengidap hipertensi juga berfungsi untuk meningkatkan detak jantung dan pernapasan. Sehingga secara efisien dapat menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah dalam tubuh. Rutin melakukan olahraga juga dapat mencegah hipertensi semakin parah," kata Ira.

Stres dapat picu naiknya tekanan darah 

Ira menambahkan, seseorang penting untuk mengurangi stres. Saat seseorang mengalami stres, hormon adrenalin akan dilepaskan dan kemudian akan meningkatkan tekanan darah melalui kontraksi pembuluh darah arteri (vasokontriksi) dan peningkatan denyut jantung. 

Jika tersebut berlanjut, tekanan darah akan tetap tinggi sehingga orang tersebut akan mengalami hipertensi.

Selain hormon adrenalin, hormon kortisol juga meningkat. Akibatnya tubuh akan menyimpan banyak lemak, memicu peningkatan berat badan hingga menyebabkan hipertensi.

Baca Juga: Lewat m-Banking BCA, BNI, Mandiri, BRI, dan BTN Bisa Top Up GoPay, Ini Caranya

"Penderita hipertensi dapat mengendalikan stres dengan beberapa cara yakni teknik relaksasi, meditasi, yoga, atau kegiatan lain yang disukai. Menurut literatur menjelaskan bahwa teknik tersebut dapat mengurangi produksi hormon kortisol dalam tubuh," imbuhnya.

Langkah pencegahan hipertensi selanjutnya adalah membatasi natrium. Natrium banyak terkandung dalam garam yang biasa digunakan untuk memasak.

Asupan tinggi natrium dapat menyebabkan tubuh menahan air dengan tingkat melebihi ambang batas normal tubuh sehingga meningkatkan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah menjadi tinggi. 

Mengurangi konsumsi garam natrium pada pasien hipertensi merupakan salah satu intervensi nutrisi yang dilakukan sebagai usaha untuk mengontrol tekanan darah.

Terakhir, membatasi alkohol dan tembakau. Merokok dapat menyebabkan hipertensi akibat zat-zat kimia yang terkandung dalam tembakau terutama nikotin yang dapat merangsang saraf simpatis sehingga memicu kerja jantung lebih cepat.

"Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan juga berdampak pada peningkatan kadar kortisol dalam darah sehingga meningkatkan aktivitas Rennin-Angiotensin Aldesterol System (RAAS) dan menyebabkan tekanan darah tinggi," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News