Cara mengatasi sakit maag dengan tiga bahan alami



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sakit maag adalah salah satu penyakit yang umum dialami oleh seseorang. Cara mengatasi sakit maag bisa dengan menggunakan obat dokter. Namun, obat dokter bisa memberikan efek samping, seperti diare atau pusing. Untuk menghindari itu, Anda bisa menggunakan bahan-bahan alami.

Sakit maag bisa disebabkan karena berbagai faktor. Kebiasaan yang tidak sehat, seperti merokok atau konsumsi alkohol berlebih, bisa menyebabkan sakit  maag muncul. Infeksi dari bakteri Helicobacter pylori juga dapat menjadi penyebab penyakit maag.

Baca Juga: Waspada! Inilah penyebab dada terasa sakit dan nyeri


Tak hanya itu, konsumsi obat antiinflamasi yang berlebihan juga mampu memunculkan penyakit maag. Healthline (helathline.com) menyebutkan ada beberapa bahan alami yang bisa Anda gunakan sebagai cara mengatasi sakit maag.

Jus Kubis

Cara mengatasi sakit maag yang pertama adalah dengan jus kubis. Kubis memiliki kandungan vitamin C sebagai antioksidan yang bisa melawan serangan bakteri Helicobacter pylori. Mengutip dari Healthline, mengonsumsi jus kubis secara rutin bisa mengobati sakit maag lebih efektif.

Madu

Madu adalah salah satu bahan alami yang kaya akan antioksidan sehingga mampu memberikan banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Cara mengatasi sakit maag menggunakan madu juga bisa meningkatkan kesehatan mata, mengurangi resiko penyakit jantung, strok, dan beberapa jenis kanker.

Sama seperti kubis, madu juga bisa melawan serangan bakteri Helicobacter pylori karena adanya kandungan antibakteri. Selain itu, madu juga bisa mencegah terbentuknya luka dan mempercepat proses penyembuhan luka.

Baca Juga: Cara menurunkan berat badan tanpa olahraga, pakai bahan alami ini

Bawang Putih

Cara mengatasi sakit maag selanjutnya juga bisa Anda lakukan dengan mengonsumsi bawang putih. Healthline menyebutkan bahwa bawang putih memiliki kandungan antibakteri dan antimikroba.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa mengonsumsi dua butir bawang putih mentah setiap hari bisa mengurangi jumlah bakteri Helicobacter pylori. Namun, tidak semua penelitian menunjukkan hasil yang sama sehingga dibutuhkan lebih banyak penelitian lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News