JAKARTA. Anda mungkin pernah mendengar kalimat don’t put your eggs in one basket. Dalam dunia investasi, kalimat tersebut diartikan sebagai: jangan menaruh investasi Anda di satu portofolio. Begitu juga ketika berinvestasi saham. Di tahun 50-an silam, ekonom asal Amerika Serikat Harry Markowitz mengajarkan menempatkan investasi di beberapa instrumen bisa mengurangi risiko investasi yang bersifat non sistematis. Begitu pula saat berinvestasi saham. “Rata-rata risiko portofolio saat investasi di satu saham adalah sekitar 30% per saham,” kata Lukas Setia Atmaja, Pakar Finansial dari Prasetiya Mulya Business School. Lalu, apakah dengan menyebar investasi ke sangat banyak saham otomatis risiko non sistematis akan hilang? Ternyata tidak. Menurut Lukas, diversifikasi portofolio tidak akan menghilangkan seluruh risiko non sistematis.
Cara mengatur portofolio saham
JAKARTA. Anda mungkin pernah mendengar kalimat don’t put your eggs in one basket. Dalam dunia investasi, kalimat tersebut diartikan sebagai: jangan menaruh investasi Anda di satu portofolio. Begitu juga ketika berinvestasi saham. Di tahun 50-an silam, ekonom asal Amerika Serikat Harry Markowitz mengajarkan menempatkan investasi di beberapa instrumen bisa mengurangi risiko investasi yang bersifat non sistematis. Begitu pula saat berinvestasi saham. “Rata-rata risiko portofolio saat investasi di satu saham adalah sekitar 30% per saham,” kata Lukas Setia Atmaja, Pakar Finansial dari Prasetiya Mulya Business School. Lalu, apakah dengan menyebar investasi ke sangat banyak saham otomatis risiko non sistematis akan hilang? Ternyata tidak. Menurut Lukas, diversifikasi portofolio tidak akan menghilangkan seluruh risiko non sistematis.