Cara Menteri Sri mengelak saat ditagih dana parpol



Jakarta. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi pembicara dalam Pertemuan Nasional I Legislatif dan Eksekutif Partai Golkar di Jakarta, Selasa (27/9/2016).

Di acara yang dihadiri ratusan kader Partai Golkar yang menjabat sebagai anggota DPR, DPRD dan Kepala Daerah itu, Sri Mulyani memaparkan mengenai tantangan ekonomi Indonesia kedepan. Usai pemaparan, Sri Mulyani pun sempat ditagih soal dana partai politik.

Ketua Koordinator Golkar bidang Kesra Roem Kono mengatakan, dana parpol yang ada saat ini, yakni Rp 108 per suara masih belum mencukupi. "Ada titipan dari ketum (Partai Golkar) Setya Novanto, soal dana partai ini bagaimana Bu?" kata Roem Kono saat sesi tanya jawab.


Sri Mulyani tak menjawab dengan tegas apakah pemerintah akan mengakomodir permintaan Partai Golkar untuk menambah dana parpol. Ia hanya bercerita soal pengalamannya sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia.

Menurut Ani, sapaan akrabnya, banyak negara di dunia gagal menjadi negara maju karena terperangkap pada middle income. "Banyak negara naik jadi middle income, tapi enggak pernah jadi negara kaya. Itu biasanya terjadi terutama kalau elite politiknya tidak mampu berkompromi untuk membuat agar ekonominya makin besar," kata dia.

Ia mengatakan, harusnya negara-negara itu bisa sabar untuk menunggu menjadi negara maju terlebih dahulu. "Bila ekonomi masih setengah besar disedotnya terlalu banyak, kayak drakula nyedot terlalu banyak, dia mati. Enggak ada lagi yang disedot," tambah dia.

Pada akhirnya, Sri Mulyani pun mengembalikan keputusan kepada Partai Golkar sendiri. "Kesepakatan kita saja sebagai wakil rakyat, kita akan membuat ekonomi kita seperti apa," ucap dia disambut tepuk tangan para kader Golkar.

(Ihsanuddin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto