Kinerja Masih Suram, Ini Cara Victoria Care (VICI) Tingkatkan Pertumbuhan Penjualan



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kinerja PT Victoria Care Indonesia Tbk (VICI) sepanjang kuartal ketiga 2022 masih suram. Untuk mencapai target pertumbuhan, VICI telah menyusun berbagai strategi untuk mengerek penjualan dan laba.

Direktur Utama PT Victoria Care Indonesia Tbk. Billy Hartono Salim mengatakan untuk meningkatkan kinerja perseroan akan memaksimalkan strategi penjualan dan marketing, baik offline atau online dan berbagai platform e-commerce di Indonesia. 

"Perseroan juga akan terus meluncurkan inovasi dan produk baru dengan fokus di dekoratif, body care, hair care, dan juga skin care," jelasnya kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu. 


Bahkan, Billy mengatakan berkat strategi selanjutnya menggunakan influencer seperti Syifa Hadju, Gabriel Prince dan lebih dari 20.000 content creator untuk meningkatkan penjualan. 

Baca Juga: Bisnis Cantik dari Kosmetik, Sehari Ada 228 Produk Kosmetik Baru

Billy mengatakan terkait pembukaan gerai baru, perseroan masih memantau dan mempelajari pasar untuk menentukan jumlah dan lokasi yang tepat. 

Menurut Billy pendapatan dan laba akan mengalami penurunan jika dibandingkan tahun lalu. Dilihat dari performa sampai dengan 30 September 2022, secara tahunan pendapatan turun sekitar 12,6%.

"Terutama akibat permintaan atas produk antiseptic yang menurun jauh dibandingkan tahun lalu," jelasnya. 

Namun performa perseroan di luar produk antiseptik tumbuh 10% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Billy mengatakan bisnis skincare atau perawatan kulit di Indonesia tumbuh sangat pesat. Sebab, banyak brand-brand lokal bermunculan dengan berbagai karakteristik. 

Baca Juga: Dongkrak Kinerja, VICI Akan Terus Meluncurkan Rangkaian Produk Baru

Sementara, Equity Research Phintraco Sekuritas Rio Febrian mengatakan prospek sektor konsumer masih menarik di 2023, mengingat daya beli masyarakat mulai membaik. 

"Hal ini ditunjukkan dari Indeks Keyakinan Konsumen yang berada di level 120 pada Oktober 2022. Serta, aktivitas manufaktur di Indonesia berada di level 51.8 pada Oktober 2022," Jelasnya. 

Rio menambahkan menjelang Natal & Tahun Baru (Nataru), sektor Konsumer berpotensi mencatatkan peningkatan pendapatan. 

Selain itu, kecenderungan potensi perlambatan kenaikan suku bunga acuan BI kedepannya dan kenaikan suku bunga acuan dari The Fed. Berpotensi meningkatkan pinjaman masyarakat karena suku bunga acuan relatif stabil. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli