Cardig perbersar pasar bisnis katering



JAKARTA. Setelah masuk ke bisnis katering, perusahaan jasa pendukung penerbangan, PT Cardig Aero Services Tbk, siap memperluas jangkauan konsumen di bidang layanan makanan.

Cardig sudah menyiapkan belanja modal Rp 100 miliar dari kas internal dan pinjaman pihak ketiga. Perusahaan dengan konde saham CASS ini siap memaksimalkan lini binis di bidang jasa makanan atau food solution. Khusus di bidang makanan, Cardig sudah menyiapkan dana sebesar Rp 15 miliar untuk memperbesar jumlah konsumen di bidang katering (remote catering).

Asal tahu saja, Cardig sudah merambah bisnis katering untuk perusahaan pertambangan. Yang terbaru, perusahaan ini sedang mencoba peruntungan ke sektor manufaktur. "Jumlah karyawan sektor manufaktur bisa ratusan ribu. Saat ini, kami baru melayani katering hingga 10.000 karyawan atau sebanyak 10.000 makanan (meals). Jadi, potensinya sangat besar," kata Widianawati D Adhiningrat, Director-Chief of Corporate Affairs Officer and Corporate Secretary PT Cardig Aero Services, Tbk, Selasa (21/5).


Untuk mendukung bisnis katering ini, Cardig telah membangun pusat dapur (kitchen center) di Karawang, Jawa Barat yang sengaja dibangun untuk mendukung bisnis katering ke sektor manufaktur di sekitar wilayah tersebut. "Pasar katering untuk manufaktur lebih besar dari pertambangan," ujar Nurhadijono Nurjadin, Presiden Direktur Cardig Aero Service.

Nurhadijono mengaku bahwa Cardig telah mendapatkan kontrak dari Borneo Lumbung Energi sebesar 1.000 ons atau setara 3.000 kotak makanan per hari. Selain itu, Cardig juga mendapat kontrak dari Federal Oil sebesar 3.000 ons yang baru didapatkan bulan Mei ini.

Selain ini, Cardig punya beberapa klien pelayanan katering seperti Berau Coal, PT Indominico Mandiri, dan Petrosea.

Masih dalam rangka menggenjot lini bisnis makanan, dana sebesar Rp 30 miliar yang juga berasal dari belanja modal tahun ini akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi makanan khusus layanan pesawat atau inflight catering.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon