JAKARTA. PT Cargill Indonesia meminta Kementerian Perindustrian untuk bisa memastikan kebutuhan pasokan jagung untuk produksi terpenuhi. Mereka juga melihat potensi pertanian jagung itu besar, sehingga bisa didorong lebih untuk penuhi kebutuhan pasar. Juan Permata Adoe, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri bidang Industri Pengolahan Makanan dan Peternakan, mengatakan bahwa Cargill Indonesia mengunjungi Kemenperin untuk memastikan kebutuhan pasokan jagung untuk produksi terpenuhi. "Mereka concern akan kebutuhan bahan baku khusus untuk pabrik mereka di Jawa Timur, yang bernama Sorini. Kebutuhan mereka dalam setahun adalah sebesar 500 ribu ton jagung," ujar Juan pada Rabu (5/3). Untuk diketahui saja, Sorini adalah pabrik yang memproduksi tepung dan pemanis. Adapun salah satu bahan baku dari dua produk itu adalah jagung. Jean-Louis Guillou, Country Head General Manager Cargill Indonesia tidak mengiyakan secara eksplisit kekurangan bahan baku di pabriknya. Namun dia menjelaskan kebutuhan bahan baku jagung semakin meningkat karena industri lain, seperti pakan ternak misalnya, juga membutuhkan pakan jagung. Ia menjelaskan kebutuhan pakan ternak bertumbuh 10%-12% per tahun. Hal ini dikarenakan pertumbuhan permintaan masyarakat Indonesia akan konsumsi daging hewan, seperti ayam misalnya. Adapun bahan baku pakan ternak juga berasal dari jagung. Jean juga mengatakan kebutuhan bahan baku pertanian untuk produksi bisa tumbuh 40%-50% per tahun. Karena dibutuhkan oleh berbagai industri baik industri tepung dan pemanis, serta pakan ternak, Cargill meminta agar pasokan bahan baku tersebut bisa terpenuhi. Produksi bahan baku jagung adalah sebesar 8 juta per tahun. Juan mengatakan angka produksi itu bisa jauh lebih besar dari itu. "Kita negara agraris. Katakanlah setahun tiga kali panen, maka seharusnya produksi kita bisa 3 kali lipat lagi dari sekarang," ujar Juan. Selain menjaga kelangsungan bisnisnya, pihaknya juga terus melakukan ekspansi. Pihaknya sedang membangun pabrik kakao di Gresik. Jean menargetkan, pabrik tersebut sudah bisa produksi pada September. Namun pihaknya tidak membeberkan kapasitas pabrik tersebut. Sepanjang dia masuk ke Indonesia, Cargil menginvestasikan uang sebesar US$ 740 juta.
Cargill minta Kemenperin pastikan pasokan jagung
JAKARTA. PT Cargill Indonesia meminta Kementerian Perindustrian untuk bisa memastikan kebutuhan pasokan jagung untuk produksi terpenuhi. Mereka juga melihat potensi pertanian jagung itu besar, sehingga bisa didorong lebih untuk penuhi kebutuhan pasar. Juan Permata Adoe, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri bidang Industri Pengolahan Makanan dan Peternakan, mengatakan bahwa Cargill Indonesia mengunjungi Kemenperin untuk memastikan kebutuhan pasokan jagung untuk produksi terpenuhi. "Mereka concern akan kebutuhan bahan baku khusus untuk pabrik mereka di Jawa Timur, yang bernama Sorini. Kebutuhan mereka dalam setahun adalah sebesar 500 ribu ton jagung," ujar Juan pada Rabu (5/3). Untuk diketahui saja, Sorini adalah pabrik yang memproduksi tepung dan pemanis. Adapun salah satu bahan baku dari dua produk itu adalah jagung. Jean-Louis Guillou, Country Head General Manager Cargill Indonesia tidak mengiyakan secara eksplisit kekurangan bahan baku di pabriknya. Namun dia menjelaskan kebutuhan bahan baku jagung semakin meningkat karena industri lain, seperti pakan ternak misalnya, juga membutuhkan pakan jagung. Ia menjelaskan kebutuhan pakan ternak bertumbuh 10%-12% per tahun. Hal ini dikarenakan pertumbuhan permintaan masyarakat Indonesia akan konsumsi daging hewan, seperti ayam misalnya. Adapun bahan baku pakan ternak juga berasal dari jagung. Jean juga mengatakan kebutuhan bahan baku pertanian untuk produksi bisa tumbuh 40%-50% per tahun. Karena dibutuhkan oleh berbagai industri baik industri tepung dan pemanis, serta pakan ternak, Cargill meminta agar pasokan bahan baku tersebut bisa terpenuhi. Produksi bahan baku jagung adalah sebesar 8 juta per tahun. Juan mengatakan angka produksi itu bisa jauh lebih besar dari itu. "Kita negara agraris. Katakanlah setahun tiga kali panen, maka seharusnya produksi kita bisa 3 kali lipat lagi dari sekarang," ujar Juan. Selain menjaga kelangsungan bisnisnya, pihaknya juga terus melakukan ekspansi. Pihaknya sedang membangun pabrik kakao di Gresik. Jean menargetkan, pabrik tersebut sudah bisa produksi pada September. Namun pihaknya tidak membeberkan kapasitas pabrik tersebut. Sepanjang dia masuk ke Indonesia, Cargil menginvestasikan uang sebesar US$ 740 juta.