Cargill mulai olah kakao di Gresik



JAKARTA. Perusahaan agribisnis PT Cargill Indonesia bakal berperan lebih penting dalam kegiatan pemasaran kakao sang induk usaha, Cargill. Perusahaan yang baru merampungkan pembangunan pabrik pengolahan kakao di Gresik, Jawa Timur itu akan mulai memproduksi kakao olahan untuk pasar domestik maupun ekspor.

Patut dicatat, pabrik di Gresik itu adalah pabrik pengolahan kakao pertama Cargill di wilayah Asia. Tak heran jika perusahaan itu berharap pabrik itu bisa berperan besar, bukan cuma untuk pasar Indonesia tapi juga Asia. Negara tujuan ekspor adalah China, Australia dan Jepang. 

Sayang, perusahaan itu tak mau blakblakan soal porsi ekspor yang diincar. "Tapi kami tidak bisa jelaskan persentase." kata Jean Louis Guillou, Country Head PT Cargill Indonesia Selasa, (9/12). Dia juga mengelak untuk menyebutkan target penjualan tahun depan, atas beroperasinya pabrik baru itu.


Yang pasti pabrik itu akan memanfaatkan bahan baku kakao lokal maupun impor. Kapasitas produksi pabrik tersebut 70.000 ton kakao olahan per tahun. Olahan tersebut semisal dalam wujud kakao bubuk, kakao butter, dan kakao cair.

Cargill telah menggelontorkan dana investasi US$ 100 juta untuk membangun pabrik tersebut. Pembangunan pabrik memakan waktu sekitar setahun, sejak 2013. 

David W. Maclennan, President and Chief Excecutive Officer Cargill menambahkan, potensi bisnis di Indonesia yang terus berkembang membuat Cargill tak ragu berinvestasi. "Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pertumbuhan kelas menengah dan jumlah penduduk tang besar menjadikan Indonesia salah satu negara yang penting bagi Cargill," ujar David.

Sebelumnya, Cargill melalui Cargill Indonesia terjun ke bisnis kakao di Indonesia pada tahun 1995 di Makassar, Sulawesi Selatan. Namun perusahaan itu hanya mengumpulkan dan menjual kakao mentah alias belum diolah. Tujuan ekspor kakao mentah itu adalah negara-negara di Asia Tenggara, Amerika Latin dan Amerika Serikat.

Investasi US$ 1 miliar

Selain mengelontorkan investasi membangun pabrik pengolahan kakao Gresik, Cargill Indonesia berencana menambah investasi US$ 1 miliar mulai tahun depan. Namun anggaran investasi tersebut akan dipakai untuk jangka waktu tiga tahun ke depan. Hanya saja hingga saat ini, manajemen Cargill belum menetapkan lini bisnis mana yang akan mendapatkan kucuran investasi tersebut.

Sebagai informasi, Cargill Indonesia menjalankan lima bisnis di tanah air, yakni pakan ternak, kakao, biji-bijian & minyak nabati, minyak kelapa sawit serta gula. 

Meskipun banyak menancapkan bisnis di nusantara, manajemen perusahaan Cargill irit informasi. Mereka tidak membeberkan portofolio bisnis Cargill di Indonesia. "Yang paling besar pakan ternak karena sudah beroperasi sejak 1974," kata David.

Perusahaan itu juga tak menguak kontribusi pendapatan Cargill Indonesia terhadap Cargill. David hanya mengatakan jika Indonesia merupakan satu dari 10 negara dengan pertumbuhan bisnis terbaik di antara 67 negara dimana Cargill beroperasi.

Berdasarkan laporan keuangan Cargill untuk tahun fiskal 2014 yang dimulai 1 Juni 2013 dan berakhir 31 Mei 2014, total penjualan dan pendapatan lain-lain US$ 134,9 miliar. Nilai itu turun 1,30% dari tahun fiskal 2013.

Persebaran pendapatan itu yakni, 37% di Amerika bagian Utara, 27% Asia Pasifik dan 18% di Eropa. Lantas, 13% di Amerika Latin, 4% di Afrika Utara dan Timur Tengah serta 1% di Afrika lain. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina