JAKARTA. Cargill mengumumkan pada akhir bulan ini akan memulai uji pemrosesan kakao di pabrik pemrosesan kakaonya di Gresik, Jawa Timur. Pembangunan pabrik tersebut hampir selesai dan akan dibuka pada kuartal ketiga tahun ini. Ketika beroperasi pabrik ini akan memproses sekitar 70.000 metrik ton biji kakao menjadi kakao bubuk, kakao butter dan kakao cair untuk para pelanggan di Indonesia dan negara Asia lainnya. Fasilitas di Gresik ini akan menjadi pabrik pemrosesan kakao Cargill pertama di Asia, yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan di wilayah tersebut. Investasi Cargill sebesar US$ 100 juta di Indonesia ini menunjukkan komitmen perseroan untuk mengembangkan dan menumbuhkan industri kakao Indonesia serta memperkuat jaringan pengadaan kakao dan aktivitas-aktivitas kelestarian kakao Cargill di Indonesia. Biji kakao yang akan diproses di pabrik tersebut sebagian besar akan dipasok dari Sulawesi, di mana perkebunan kakao menjadi sumber pendapatan utama bagi ratusan ribu keluarga dan telah menjadi tempat pengadaan kakao Cargill sejak 1995. ”Persiapan pengoperasian fasilitas baru ini membuat kami satu langkah lebih dekat untuk mewujudkan rencana-rencana kami untuk segara mengoperasikan pabrik ini,” kata Jos de Loor, President, Cargill Cocoa & Chocolate, dalam siaran persnya, Kamis (15/5). Sebagai perusahaan pemroses kakao terkemuka di dunia, lanjut Jos, Cargill berkomitmen untuk menyediakan produk-produk yang dibuat dari kakao berkualitas tinggi, yang ditanam secara berkelanjutan.
Cargill siap operasikan pabrik kakao di Gresik
JAKARTA. Cargill mengumumkan pada akhir bulan ini akan memulai uji pemrosesan kakao di pabrik pemrosesan kakaonya di Gresik, Jawa Timur. Pembangunan pabrik tersebut hampir selesai dan akan dibuka pada kuartal ketiga tahun ini. Ketika beroperasi pabrik ini akan memproses sekitar 70.000 metrik ton biji kakao menjadi kakao bubuk, kakao butter dan kakao cair untuk para pelanggan di Indonesia dan negara Asia lainnya. Fasilitas di Gresik ini akan menjadi pabrik pemrosesan kakao Cargill pertama di Asia, yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan di wilayah tersebut. Investasi Cargill sebesar US$ 100 juta di Indonesia ini menunjukkan komitmen perseroan untuk mengembangkan dan menumbuhkan industri kakao Indonesia serta memperkuat jaringan pengadaan kakao dan aktivitas-aktivitas kelestarian kakao Cargill di Indonesia. Biji kakao yang akan diproses di pabrik tersebut sebagian besar akan dipasok dari Sulawesi, di mana perkebunan kakao menjadi sumber pendapatan utama bagi ratusan ribu keluarga dan telah menjadi tempat pengadaan kakao Cargill sejak 1995. ”Persiapan pengoperasian fasilitas baru ini membuat kami satu langkah lebih dekat untuk mewujudkan rencana-rencana kami untuk segara mengoperasikan pabrik ini,” kata Jos de Loor, President, Cargill Cocoa & Chocolate, dalam siaran persnya, Kamis (15/5). Sebagai perusahaan pemroses kakao terkemuka di dunia, lanjut Jos, Cargill berkomitmen untuk menyediakan produk-produk yang dibuat dari kakao berkualitas tinggi, yang ditanam secara berkelanjutan.