Cari dana, GIAA akan berutang dan rights issue



JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mencari pendanaan hingga lebih dari US$ 600 juta di tahun ini. Dana tersebut digunakan membeli pesawat baru dan pengembanga usaha.

Emirsyah Satar, Direktur Utama GIAA mengatakan, dana tersebut berasal kombinasi penerbitan obligasi, rights issue dan pinjaman perbankan. Ia merinci, pihaknya akan menerbitkan obligasi US$ 200 juta. "Kami akan menerbitkan dalam denominasi dollar AS dan rupiah, porsinya biar underwriter yang mengatur," ujar Emirsyah, Selasa (26/2).

Namun, Emirsyah belum mau mengatakan siapa saja underwriter obligasi GIAA. Ia hanya bilang, penerbitan obligasi akan dilakukan sebelum akhir semester I-2013. GIAA masih mempertimbangkan, penerbitan obligasi dollar AS dilakukan di luar negeri atau domestik. "Tergantung dari potensi penyerapan para investor," kata dia.


GIAA juga akan melakukan rights issue 10%. Total saham yang ditempatkan dan disetor penuh Garuda jumlahnya mencapai 22,64 miliar saham. Sebanyak 6,33 miliar saham atau sekitar 27,95% telah dijual kepada publik melalui penawaran perdana saham (IPO) pada 2011. Jadi, total 10% saham baru yang rencananya akan diterbitkan melalui rights issue setara dengan 2,26 miliar saham.

GIAA berharap bisa mengantongi dana segar US$ 200 juta dari rights issue. Ini berarti, harga penawaran saham baru tersebut di kisaran Rp 850 per saham.

Tapi, harga jual rata-rata saham GIAA sejak Januari 2013 masih di kisaran Rp 650 per saham. Nah, Jika harga saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) memakai patokan harga pasar, GIAA hanya akan memperoleh dana segar Rp 1,46 triliun.

Saat ini, GIAA sedang membicarakan rencana itu dengan pemegang saham dan pemerintah. Semula, Garuda berharap bisa menerbitkan saham ke publik sebanyak 40%. Namun, Garuda baru melepas saham ke publik sebanyak 27,95%. Nah, selebihnya Garuda akan merealisasikan pada kuartal II tahun 2013.

Sisa kebutuhan dana sebesar US$ 200 juta untuk membeli pesawat baru akan dipenuhi dari pinjaman perbankan. Menurut Emirsyah, nama kreditur-krediturnya masih sama dengan tahun 2012.

Sekedar mengingatkan, di semester II-2012, GIAA mengantongi pinjaman dari enam kreditur yang dipimpin Citibank senilai US$ 200 juta. Nah, tahun ini, para kreditur itu akan mengucurkan kembali pinjaman kepada BUMN penerbangan tersebut.

Adapun total dana tersebut akan Garuda gunakan untuk membayar pre delivery payment (PDP) pembelian pesawat baru dan modal kerja. Selain itu juga untuk pengembangan usaha perseroan di tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana