Cari Pasokan LNG untuk Smelter, Vale Indonesia (INCO) Jajaki Kerjasama dengan BP



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk tengah mencari pasokan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) untuk memenuhi kebutuhan energi pabrik pengolahan atau smelternya di Kecamatan Bahodopi, Sulawesi Tengah. 

Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara Irwandy Arif mengungkapkan, emiten nikel berkode saham INCO itu tengah menjalin proses komunikasi dengan pihak British Petroleum untuk mendapat pasokan LNG dari proyek LNG Tangguh.

“Apakah sudah selesai prosesnya (proses komunikasinya) atau belum saya enggak tahu,” ujar Irwandy  saat ditemui wartawan di Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jumat (3/3).


Baca Juga: Harga Nikel Bisa Naik Lagi karena Filipina Akan Terapkan Pajak Ekspor Nikel

Smelter Bahodopi merupakan Proyek Strategis Nasional pengolahan nikel berteknologi rotary kiln-electric furnace (RKEF) dengan rencana kapasitas produksi 73.000 metrik ton feronikel per tahun. 

Peletakan batu pertama alias ground breaking proyek kerja sama antara Vale Indonesia dnnegan Taiyuan Iron & Steel Limited (TISCO) dan Shandong Xinhai Technology  tersebut berlangsung pada Februari 2023 lalu dan ditargetkan tuntas dalam 2,5 tahun ke depan.

Menurut rencana, pabrik  pengolahan tersebut bakal dilistriki oleh untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) berkapasitas 500 megawatt (MW). Dalam catatan Kontan.co.id sebelumnya, kebutuhan LNG pada PLTG tersebut mencapai  22 juta ton MMBTU per tahun.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro mengatakan, proses aspek komersialisasi antara BP dan Vale Indonesia sedang berlangsung,  termasuk pencocokan periode kebutuhan Vale dengan ketersediaan kargo dari Tangguh. Proses tersebut berlangsung dengan mempertimbangkan kontrak eksisting baik kepada kebutuhan domestik maupun ekspor. 

Jika lancar dan tidak ada aral melintang, kargo yang tersedia bisa dialokasikan untuk kebutuhan LNG Vale Indonesia.

“Pada saat Train 3 On-stream, Tangguh produksi sekitar 180 kargo per tahun,” kata Hudi saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (3/3).

Dihubungi terpisah,  Direktur Keuangan Vale Indonesia, Bernardus Irmanto mengatakan, proses penjajakan perjanjian pasokan LNG tidak dilakukan dengan pihak BP semata.

Baca Juga: Kinerja Vale Indonesia Tak Sesuai Harapan, Bagaimana Rekomendasikan Saham INCO?

“Kami run proses RFP (request for proposal) untuk mendapatkan pasokan LNG. Semua perusahaan yang mempunyai kemampuan memasok LNG kami undang, bukan hanya BP Tangguh,” katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (3/3).

Bernardus belum bisa berkomentar banyak soal detail pencarian LNG, termasuk volume kebutuhan LNG tahunan yang dicari untuk proyek smelter Bahodopi.

“Tunggu aja nanti hasil RFP, saya belum bisa berkomentar banyak,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi