KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tuntutan biaya hidup yang makin tinggi membuat beberapa orang melakoni pekerjaan sampingan demi memperoleh tambahan penghasilan. Di samping itu, pekerjaan sampingan atau yang dikenal dengan sebutan
freelance juga makin populer di kalangan generasi milenial. Saat ini, sejumlah mahasiswa mencari pekerjaan sampingan untuk mendapat uang saku tambahan.
Baca Juga: Melihat pola perilaku konsumen di era Beauty 4.0 Melihat minat dan potensi yang cukup besar terhadap pekerjaan sampingan di Indonesia, Wisnu Nugrahadi bersama dua rekannya yaitu Margana Mohamad dan Dimas Pramudya, meluncurkan aplikasi bernama Sampingan di bawah bendera PT Sampingan Mitra Indonesia. "Kami sempat melakukan riset kecil-kecilan dan menemukan tren bahwa populasi pekerja yang membutuhkan penghasilan tambahan semakin banyak. Dari situ kami lihat kalau peluang pekerjaan sampingan ini besar juga," ungkap Wisnu Nugrahadi, CEO dan Co-Founder Sampingan pada KONTAN, Rabu (11/9). Dari hasil temuan tersebut, Wisnu dan dua kawannya membuat aplikasi yang bisa menghubungkan para pekerja yang butuh pekerjaan sampingan dengan pelaku bisnis yang membutuhkan jasa mereka. Maka meluncurlah aplikasi Sampingan pada Agustus 2018. Nama 'Sampingan' dipilih karena sesuai dengan produk yang ditawarkan oleh platform berbasis android ini. Wisnu mengatakan jika dirinya sengaja memilih nama tersebut karena mudah diingat dan relevan dengan pengguna aplikasinya. Kini, aplikasi Sampingan telah diunduh lebih dari 100.000 pengguna via Play Store. Dalam aplikasi ini, para pengguna atau mitra yang tengah mencari pekerjaan sampingan memiliki sebutan Kawan Sampingan. Wisnu menjelaskan, ada tiga keuntungan utama yang didapatkan oleh Kawan Sampingan, yaitu fleksibilitas dalam bekerja, akses ke komunitas/pelatihan, dan pilihan pekerjaan sampingan dari beragam perusahaan. "Saat ini sudah ada sekitar 150.000 Kawan Sampingan yang bergabung, berasal dari 25 kota di seluruh Indonesia. Dulu waktu awal rilis aplikasi hanya sekitar 300 - 400 Kawan Sampingan yang bergabung," kata Wisnu. Ia lanjut menjelaskan, mayoritas Kawan Sampingan adalah generasi milenial yang rentang usianya berada di antara 18-25 tahun. "Kebanyakan memang mahasiswa yang cari kerja tambahan," ujarnya. Syarat usia minimal untuk bisa bergabung menjadi Kawan Sampingan adalah 18 tahun ke atas.
Baca Juga: Modalku resmi gandeng Zilingo Berbicara mengenai pekerjaan sampingan yang ditawarkan, saat ini Sampingan memiliki tiga kategori utama yang bisa dipilih oleh pengguna. Tiga kategori pekerjaan tersebut yaitu akuisisi mitra, pengumpulan data, dan agen penjualan. Dalam setiap kategori pekerjaan, terdapat deretan daftar pekerjaan yang telah divalidasi mengenai harga pembayaran dan nama perusahaan yang memberi pekerjaan.
Baca Juga: Bisnis stabil, begini rekomendasi analis untuk saham Sarana Menara (TOWR) “Untuk akuisisi mitra itu contohnya ada startup ride-hailing yang lagi mencari driver buat jadi mitranya. Itu bisa dikerjakan oleh Kawan Sampingan. Jadi mereka ini yang akan ke lapangan untuk mencari dan mengajak orang-orang menjadi mitra start up tersebut,” jelas Wisnu. Sementara untuk pekerjaan pengumpulan data atau survei, Wisnu mencontohkan sebuah startup yang sedang mencari data-data untuk mendukung platform milik startup tersebut. “Misalnya sebuah start up yang sedang mengumpulkan informasi penginapan untuk platform mereka. Survei tersebut bisa dikerjakan oleh Kawan Sampingan. Kalau dulu mereka harus punya tim sendiri," terangnya. Wisnu mengatakan jika pekerjaan sampingan kategori survei tersebut menjadi salah satu favorit Kawan Sampingan. Selain itu, pekerjaan sampingan kategori sales atau agen penjualan juga banyak diminati oleh pengguna aplikasi ini. Agen penjualan tidak hanya menawarkan produk-produk FMCG (Fast Moving Consumer Good) seperti rokok, tapi juga merambah ke penawaran produk finansial. Dari sisi klien, Wisnu mengatakan saat ini Sampingan telah memiliki puluhan klien dari berbagai perusahaan besar Indonesia yang membutuhkan tenaga kerja sampingan. Dari keseluruhan klien, perusahaan start up adalah klien yang paling mendominasi. “Karena punya latar belakang pekerjaan di startup, saya melihat kalau start up di Indonesia butuh cukup banyak tenaga kerja ketika ingin melakukan survei, sales, dan akuisisi mitra,” jelas Wisnu.
Baca Juga: 48 kejaksaan negeri di Amerika Serikat melakukan investigasi layanan Google Ads Soal pendanaan, Wisnu mengatakan pada tahap pertama, Sampingan berhasil mendapatkan suntikan dana senilai US$ 100.000 dari Antler pada akhir 2018. Selanjutnya pada awal 2019, suntikan dana juga mengalir dari Golden Gate Ventures senilai US$ 500.000. Kini, total pendanaan yang berhasil dihimpun Sampingan sebesar US$ 600.000 atau setara Rp 8,7 miliar. "Saya pribadi jebolan program inkubator intensif yang diselenggarakan Antler. Dari program itu, saya dapat pendanaan perdana. Selanjutnya, saya dijembatani untuk bertemu para investor," jelas Wisnu. Untuk proses bisnisnya, Sampingan sendiri menggunakan cara kerja yang hampir mirip dengan model outsourcing atau tenaga kerja yang dikontrak dari luar perusahaan. Dengan model ini, setiap Kawan Sampingan akan menerima pembayaran berdasarkan hasil kinerja yang telah dicapai (pay key performance) atau ketika berhasil menyelesaikan pekerjaan yang tertera di aplikasi. “Dari sisi bisnisnya, kami juga melakukan penyeleksian yang lumayan ketat. Ada juga pelatihan untuk masing-masing mitra dalam menjalankan setiap pekerjaan sampingannya," tutur pria yang sebelumnya bekerja di Go-Jek ini.
Baca Juga: Garuda Indonesia optimistis kargo mencapai 420.000 ton tahun ini Ditanya soal rencana ke depan, Wisny menjelaskan bahwa Sampingan fokus memperbaharui kinerja aplikasinya dengan menambah beberapa fitur baru. Sehingga pengguna yang juga Kawan Sampingan bisa lebih mudah menggunakan aplikasi tersebut. "Tentu kami juga ingin memperluas jumlah Kawan Sampingan dan perusahaan yang menyediakan pekerjaan sampingan, agar lebih banyak masyarakat yang butuh penghasilan tambahan bisa terwadahi," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli