Carrefour Berdayakan Produk Lokal



JAKARTA. Mungkin jika anda sedang berlibur di Jogja dan mampir ke salah satu gerai Carrefour di Plaza Ambarrukmo, Anda akan dibuat heran dengan pajangan makanan yang beda dari Carrefour di Jakarta. Ya, peritel asal Prancis ini memang menerapkan strategi manajemen yang berbeda antara satu gerai dengan gerai lainnya. Pasalnya, Carrefour berpendapat, dengan strategi tersebut kebutuhan konsumen di sekitar gerainya bakalan terpenuhi. Menurut keterangan Irawan D. Kadarman, Corporate Affairs Director PT. Carrefour Indonesia, jumlah produk yang dipajang tiap gerai rata-rata sejumlah 40.000 produk. "Sebagian besar dari produk tersebut adalah sama dari satu gerai ke gerai lainnya. Namun ada sebagian produk yang disesuaikan dengan karakter pelanggan yang berada atau tinggal di sekitar gerai yang bersangkutan," tandasnya. Sebagai contoh, gerai Carrefour Lebak Bulus menjual beberapa produk impor untuk mengakomodasi kebutuhan warga sekitar Lebak Bulus yang kebanyakan kaum ekspatriat. "Produk-produk impor ini tidak dijual di gerai lainnya, misal Cibinong," lanjut Irawan. Demikian pula dengan gerai di luar kota, misalnya saja di Kota Medan. terdapat beberapa produk, lazimnya produk makanan khas, yang tidak dijual di gerai-gerai di pulau Jawa. Strategi tersebut ternyata efektif mendongkrak penghasilan Carrefour. Irawan bilang, untuk menjalankan manajemen seperti ini, pihaknya harus bekerjasama dengan pemasok lokal. Baik dalam bentuk beli putus, konsinyasi maupun dalam bentuk private label. Saat ini, rata-rata hanya 5% produk impor yang dipajang di gerai Carrefour. Lebih lanjut Irawan bilang, 90% private label Carrefour merupakan industri rumahan. "Private Label ini dihadirkan untuk menambah pilihan belanja bagi konsumen. Kualitasnya terjamin karena telah melalui serangkaian proses yang ketat sebelum masuk ke toko kami," ujar Irawan. Namun, tidak serta merta semua produk lokal bisa masuk Carrefour. Pasalnya ada seleksi yang ketat mulai dari proses sebelum produksi sampai pemeriksaan kualitas produk secara berkala yang melibatkan analis independen. Pemeriksaan ini berguna untuk menjaga mutu produk. Dengan demikian, produsen yang sebagian besar usaha kecil dan menengah (UKM) akan diuntungkan lantaran tidak perlu mengembangkan merek yang memakan waktu lama dan mahal. "Dengan private label kami, produk langsung dikenal dan dipercaya masyarakat," tukas Irawan. Dus, produk tersebut punya kesempatan untuk dipasarkan di 57 gerai Carrefour se Indonesia atau ke gerai Carrefour di luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: