Carrefour lepas 80% saham unit bisnisnya di China



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Raksasa ritel asal Prancis Carrefour telah menyetujui menjual 80% saham unit bisnisnya di China kepada perusahaan retail elektronik Negeri Tirai Bambu yakni Suning.com.

Carrefour sepakat menjual unit bisnisnya itu senilai € 620 juta atau setara US$ 705 juta dalam bentuk tunai. Transaksi itu mewakili nilai perusahaan Carrefour China sebesar € 1,4 miliar atau US$ 1,6 miliar.

Kesepakatan tersebut merupakan akhir dari pencarian panjang yang dilakukan Carrefour di tengah penurunan bisnisnya di China selama bertahun-tahun. Perusahaan ini gagal menyesuaikan diri dari gempuran perusahaan e-commerce.


Namun, Carrefour tetap mempertahankan 20% kepemilikannya dan mendapat dua dari tujuh kursi di Dewan Pengawas Carrefour China. “Dengan mempertahankan bagian itu, Carrefour akan dapat mempertahankan pijakan di pasar ritel yang inovatif,” ungkap seorang juru bicara perusahaan seperti dikutip Bloomberg, Senin ( 24/6).

Hadir di China sejak 1995, Carrefour mengoperasikan 210 hipermarket dan 24 toko serba ada. Pada tahun 2018, perusahaan ini memiliki penjualan bersih € 3,6 miliar dan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) sebesar € 66 juta.

Carrefour telah mengikuti langkah perusahaan-perusahaan retail besar Barat seperti Teslo Plc dan Walmart Inc yang telah menjual saham kepada mitra domestiknya, serta Amazon yang berencana menutup toko online-nya di China bulan depan.

Pedagang grosir Jerman, Metro AG, yang memiliki 93 gerai di China juga berencana menjual unit bisnisnya itu di tengah upaya restrukturisasi perusahaan.

Seorang sumber Reuters, menyebutkan, Suning sebenarnya dalam saat bersamaan telah melirik untuk mencaplok bisnis Metro dan Carrefour. Namun, akhirnya memutuskan mengambil Carrefour karena tawaran harganya lebih murah.

Pertumbuhan pesat pedagang grosir online seperti Freshippo dari Alibaba Group dan JD.com telah menggerogoti pangsa pasar pengecer asing di Cina, di mana konsumen mengharapkan pengiriman pada hari yang sama dan harga yang bersaing. Walmart Inc menjual platform belanja online-nya ke JD.com pada tahun 2016 dengan imbalan saham.

Sementara Suning.com mengoperasikan 8.881 toko di lebih dari 700 kota di China. Langkah akuisisi itu akan memangkas biaya pengadaan dan logistik serta meningkatkan profitabilitas perusahaan ke depan.

Alibaba tercatat memegang 20% saham di Suning dan kedua perusahaan tersebut bersekutu dengan erat dalam membangun bisnis yang terintegrasi antara belanja online dan offline.

Awal tahun ini, Suning telah membeli 37 department store dari Wanda Group, sementara Alibaba mengakuisisi 36 % Sun Art Retail Group, jaringan supermarket terbesar di China pada tahun 2017. Kesepakatan Carrefour kemungkinan akan memperkuat pijakan Alibaba di pasar bahan makanan yang sangat kompetitif di China.

Editor: Herlina Kartika Dewi