Carrie Perrodo: Kian mantap di kancah global (3)



Carrie Perrodo dan anak sulungnya Francois Perrodo mewarisi operasional Perenco setelah tahun 2006. Bisnis minyak dan gas Perenco berdiri mantap di kancah global. Tapi, bisnis pertambangan terus berliku. Kasus pajak di Ekuador dan keluarnya bisnis Perenco di Irak menjadi bukti. Meski keluar dari beberapa negara, Perenco masih kokoh sebagai perusahaan minyak. Sebagai perusahaan keluarga, Perenco bisa cepat bertindak ketika ada peluang.

Menjadi salah satu perusahaan minyak dan gas global yang besar, Perenco tak melulu menuai kisah sukses. Perusahaan minyak yang kini berkantor pusat di London dan Paris ini terpaksa harus menutup bisnis di Irak.

Perenco membeli Sindi-Amedi Exploration License pada tahun 2007. Lokasi tambang ini ada di wilayah otonom Kurdistan di Utara Irak. Luas lisensi pertambangan mencapai 2.358 kilometer persegi.


Perenco juga hengkang dari Ekuador akibat kasus pajak dengan Pemerintah Ekuador. Kasus ini baru terselesaikan pada tahun 2011 lewat International Centre for Settlement of Investment Disputes.

Carrie Perrodo mempercayakan anak sulungnya, Francois Perrodo menduduki posisi Chairman Perenco sejak tahun 2007.  Sedangkan, Carrie mengawasi bisnis keluarganya.

Operasional sehari-hari Perenco dipegang Jean-Michel Jacoulot. Jacoulot mengatakan, Perenco merupakan perusahaan keluarga dengan langkah ekspansi yang lebih fleksibel. "Sebagai perusahaan keluarga, kami melihat prospek jangka panjang. Nilai kami dihitung berdasarkan aliran kas, bukan harga saham," kata Jacoulot dalam wawancara dengan Financial Times pada tahun 2011.

John Sewell, salah satu eksekutif Perenco bilang, perusahaan ini memiliki strategi optimal dalam menggelar ekspansi. Strategi Perenco adalah membeli aset-aset dari perusahaan minyak besar.

Lihat saja, portofolio milik Perenco berasal dari ConocoPhillips, British Petroleoum, Chevron, ExxonMobile hingga dari Petrobras. "Kami dimiliki oleh keluarga Perrodo sehingga tidak perlu menjawab pertanyaan para pemegang saham. Secara finansial kami berada di posisi yang baik sehingga bisa bertindak cepat ketika muncul peluang," kata Sewell memberi alasan.

Tentu saja, para eksekutif yang menjalankan bisnis melapor ke keluarga Perrodo yang diwakili oleh Francois sebagai Chairman. Pria 35 tahun yang juga pembalap ini mirip dengan ayahnya, jarang muncul ke pers, kecuali saat balapan.

Mengendarai Ferrari 458 Italia GT2, Francois bertanding di FIA World Endurance Championship sejak tahun 2013. Selain pembalap, Francois juga merupakan pemain polo yang lihai.

Di luar bisnis minyak, Carrie pun mampu melihat peluang investasi. Carrie menjalankan bisnis agensi model kurang lebih selama lima tahun. Carrie menjual Carrie Model pada tahun 1981.

Carrie tak sembarang menjual bisnis yang dibikinnya pertama kali. Carrie mempercayakan Carrie Models kepada asistennya, Linda Teo yang menjalankan agensi modeling hingga kini. Perusahaan model ini masih tumbuh dan menjadi agen modeling paling lama di Singapura.

Carrie Perrodo pun melihat peluang pada investasi properti. Carrie membeli tiga properti di London dengan total nilai £ 150 juta dalam kurang dari enam bulan. Juli tahun lalu, Carrie membeli townhouse di Chelsea dengan nilai £ 52,5 juta.

Dua bulan kemudian Carrie membeli vila di Holland Park dengan luas tanah satu are senilai £ 55 juta. Bulan November 2014, keluarga Perrodo menukar kontrak apartemen di Chelsea dengan nilai yang diprediksi £ 43 juta.

Koleksi properti Perrodo tak berhenti di real estate mewah London dan Chelsea. Keluarga yang menggemari olahraga polo ini juga menanam duit di perkebunan anggur. Perkebunan dan pengolahan anggur merupakan ide Hubert Perrodo. Hubert memulai investasi perkebunan anggur pada tahun 1988 silam. Kini, perkebunan anggur ini terus berkembang dan menghasilkan pundi-pundi keluarga Perrodo.                  

(Bersambung)

Editor: Tri Adi