Carrie Perrodo: Mantan model yang pebisnis (1)



Mantan model kelahiran Singapura, Ka Yee Wong menjadi salah satu miliarder di dunia. Pebisnis yang dikenal dengan nama Carrie Perrodo ini mendirikan perusahaan minyak Perenco pada tahun 1975 dengan suaminya, Hubert Perrodo. Kini, Carrie dan keluarga Perrodo menduduki peringkat 149 orang paling kaya di dunia versi majalah Forbes. Total kekayaan keluarga asal Prancis ini mencapai sekitar US$ 8,8 miliar. Ini tidak termasuk aset properti.

Ketika pertama kali masuk ke jajaran orang kaya versi majalah Forbes tahun 2014, Carrie Perrodo yang kini berumur 65 tahun langsung melejit di peringkat 122 World Billionaire. Keluarga Perrodo cenderung tertutup. Penghitungan aset Perrodo pun masih berupa perkiraan.

Apalagi perusahaan minyak Perenco merupakan perusahaan tertutup dengan pemegang saham tunggal Hubert Perrodo, suami Carrie yang meninggal tahun 2006. Kini, bisnis Perenco dijalankan oleh Carrie dan anak tertuanya, Francois Perrodo.


Hubert Perrodo lahir di desa nelayan Teluk Morbihan, Brittany, Prancis pada tahun 1944. Meski pintar, Hubert muda lebih memilih berpetualang ketimbang meneruskan pendidikan di universitas. Pada usia 19 tahun, dia bergabung dengan perusahaan pelayaran Delmas-Vieljeux.

Hubert Perrodo berpetuangan ke Afrika, Mediterania hingga Amerika Serikat (AS). Dalam petualangannya di AS, Hubert bertemu dengan Jack Walton, pemilik mayoritas Gulf Oil yang menunjukkan keuntungan bisnis minyak.

Pulang ke kampung halaman, Hubert pun bekerja di perusahaan pengeboran Forex pada tahun 1969. Dia dikirim ke Irak, Gabon dan Indonesia. Empat tahun kemudian, dia bergabung dengan Comex, spesialis operasional bawah laut industri minyak dan gas dan dikirim ke Singapura.

Di Negeri Merlion inilah, Hubert Bertemu dengan model cantik Carrie Perrodo yang dulu bernama Ka Yee Wong. Keduanya segera menikah. Setelah menikah, Hubert mendirikan perusahaannya sendiri. Sedangkan Carrie pun mendirikan agensi model bernama Carrie's Models.

Hubert membeli beberapa kapal kecil untuk bisnis minyak dan gas dan mendirikan Cosnav Ltd. Hubert pun menjadi pemilik kapal, mengawasi konstruksi tongkang dan kapal tunda untuk perusahaan-perusahaan minyak besar.

Agensi model milik Carrie masih ada hingga kini. Tapi, Carrie Perrodo menjual kepemilikannya di agensi ini jauh-jauh hari.

Adapun Hubert Perrodo terus mengembangkan bisnisnya. Pada tahun 1981, Hubert mendirikan Techfor, perusahaan pengeboran minyak. Dia menjual perusahaan ini pada tahun 1992. Setelah itu, Hubert pun fokus membesarkan perusahaan minyaknya yakni, Perenco.

Setelah Techfor, Hubert pun membangun Perenco. Dia pindah ke Gabon dan mengakuisisi ladang minyak lepas pantai cukup tua dari Amoco. Inilah aset minyak pertama Perenco. Hubert membesarkan Perenco dengan mengakuisisi aset-aset di beberapa negara.

Dia merambah Kamerun, Kongo, Kolombia, Turki, Tunisia, Venezuela, Guatemala, Mesir dan Peru. Pada dekade 1980, Perenco fokus pada ekspansi aset-aset minyak di seluruh dunia. Meski akhirnya menggenggam aset besar, ekspansi Perenco tak berjalan mulus.

Pada tahun 2002, Perenco bergabung dengan konsorsium untuk mengembangkan eksplorasi minyak di wilayah hutan Ekuador. Pengembangan ini sukses dan minyak mengalir lancar.

Tapi, pada tahun 2006 ketika harga minyak naik, pemerintah Ekuador mensahkan aturan yang mengharuskan perusahaan minyak membayar hingga 99% dari pendapatan lebih hasil ladang minyak.

PetroEcuador, perusahaan minyak milik Ekuador mengklaim, Perenco berutang pembayaran pajak hingga US$ 300 juta. Perenco pun mengajukan komplain soal pajak ini. Belum kelar urusan, Perenco harus kehilangan Hubert Perrodo.

Hubert meninggal ketika mendaki Courchevel di Pegunungan Alpen di usia 62 tahun. Sepeninggal Hubert, Perenco dikelola oleh Carrie dan anak tertuanya.  

(Bersambung)

Editor: Tri Adi