Carry Trade Memicu Fluktuasi Yen



JAKARTA. Yen Jepang memang cenderung tampil perkasa di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Tapi, terhadap sejumlah mata uang lain, mata uang Negeri Sakura ini justru melempem. "Ada tekanan carry trade yen yang membuat yen menjadi melemah," kata Nico Omer Jonckheere, Vice President Valbury Asia Futures, kemarin (13/10).

Aksi meminjam dalam yen dan menginvestasikan kembali ke tempat lain yang lebih menguntungkan tersebut telah membuat yen melemah terhadap sejumlah mata uang. Di antaranya, euro, dolar Kanada, dan rupiah.

Pada pukul 20.45 WIB kemarin, data Bloomberg memperlihatkan, yen melemah 0,22% terhadap euro, dari 132,72 yen per euro di hari sebelumnya menjadi 133,01 yen per euro. Pada saat yang sama, yen melemah 0,12% dari 86,80 yen per dolar Kanada menjadi 86,89 yen per dolar Kanada. Terhadap rupiah, yen juga melorot 0,21% dari Rp 105,54 per yen menjadi Rp 105,30 per yen.


Tapi, yen masih cenderung menguat terhadap dolar AS. Pada pukul 17.30 WIB kemarin, yen menguat 0,29% dari 89,82 yen per dolar AS di hari sebelumnya menjadi 89,56 yen per dolar AS. "Tren ke depan, yen masih akan menguat terhadap dolar AS," kata Andri Zakaria Siregar, Analis Harumdana Berjangka.

Nico bilang, perpaduan pelemahan dolar AS dan carry trade yen membuat yen cenderung bergerak fluktuatif. "Pergerakan yen akan cenderung sideways sampai menemukan pola pergerakan baru," imbuh Wang Wardhana, Head of Consumer Banking Dealer Wealth Management Standard Chartered Bank.

Tapi Wang yakin, yen akan terus menguat terhadap dolar AS. Sebab, investor akan mengganti carry trade yen dengan dolar AS. "Hingga akhir tahun, yen berada di 88 yen per dolar AS," ujarnya.

Sementara Nico meramal, yen akan bergerak di kisaran 87 yen-93 yen per dolar AS; dan Andri melihat yen menuju 87 yen per dolar AS. "Jika level ini lewat, yen bisa ke 85 yen per dolar AS," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan