Carsten: Badai sempurna berisiko bubble aset dunia



SINGAPURA. Gubernur bank sentral Meksiko, Agustin Cartens memperingatkan bahwa sebuah 'badai sempurna' mungkin sudah terbentuk dalam ekonomi dunia. Badai ini ditandai dengan aliran modal ke negara berkembang dan sejumlah negara maju yang dapat mengarah ke gelembung aset atau bubble."Selera risiko di antara investor sudah kembali dan pencarian imbal hasil berjalan sepenuhnya. Perubahan mood sudah sangat kuat sehingga beberapa pihak telah mengungkapkan kecemasan atas pasar finansial yang terlalu optimis," tuturnya.Optimisme yang berlebihan ini, lanjutnya, menyebabkan pelaku pasar salah menilai beberapa kelas aset, "Kekhawatiran atas bubble harga aset yang didukung oleh maraknya kredit mulai muncul di beberapa negara," jelasnya.Saham-saham negara maju telah mencatat perdagangan awal tahun yang paling baik dalam dua dekade. Indeks MSCI Dunia di 24 pasar menanjak 5% di Januari, yang terpesat sejak 1994. nvestor individu pun menyerbu reksadana di Amerika Serikat sehingga dana kelolaan reksadana mencapai rekornya. Serentetan kabar positif memang melambungkan harapan pelaku pasar. Bank-bank sentral menjaga suku bunga tetap rendah dan pertumbuhan ekonomi dari Eropa ke China membaik.Tingkat kepercayaan atas ekonomi kawasan euro sampai ke level terbaik dalam tujuh bulan pada Januari lalu. Ini menambah keyakinan bahwa 17 negara euro bisa keluar dari resesi. Di Amerika, bulan lalu perusahaan menambah 157.000 tenaga kerja baru. Indeks komposit Shanghai sudah memasuki tren bullish sejak 29 Januari 2013. Indeks acuan China itu melambung 20% dari titik terendahnya dalam empat tahun pada 3 Desember 2012. Ekspor China melesat lebih dari prediksi pada Desember.Risiko bubbleMerangkumnya Carsten berkata, AS berhasil melalui masalah jurang fiskal, sedangkan Eropa mulai menunjukkan proses perubahan ekonomi yang stabil, ditambah lagi China yang kembali tumbuh pesat. Semua ini membantu memperbaiki sentimen pasar."Ketakutan saya adalah badai sempurna ini mungkin terbentuk sebagai akibat dari arus modal besar-besaran ke beberapa negara berkembang dan beberapa negara maju yang berkinerja kuat," uajr Carsten."Ini akan mengarah ke bubble, yang ditandai dengan kesalahan pemebrian harga atas aset, dan kemudian menghadapi pembalikan liran modal saat negara maju mulai menghentikan kebijakan moneter mereka yang akomodatif," lanjutnya.Ia mengingatkan, kerentanan dan risiko penurunan tetap membayangi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: