JAKARTA. Bonus cash back berikut hadiah dari perbankan bisa berdampak pada suku bunga bank. Demikian pernyataan Direktur UOB Buana Safrullah Hadi Saleh, Kamis (15/4)."Pengaruhanya besar, lho. Bahkan bisa sampai 0,5-1% terhadap suku bunga," katanya.Besarnya pengaruh cash back dan hadiah-hadiah dari perbankan ini bisa jadi merupakan sarana bank mengutak-atik suku bunga. Suku bunga pinjaman alias bunga kredit misalnya.Seharusnya, lanjut Safrullah, cash back dan hadiah masuk ke dalam biaya alias cost of fund sebuah bank. Pada suku bunga pinjaman, bank akan sulit menurunkan bunga kredit bila cost of fund mereka tinggi. Nah, salah satu penyebab meningkatnya cost of fund bank ini adalah cash back dan berbagai turunannya tersebut."Tapi, tergantung masing-masing kebijakan bank apakah cash back itu dianggap biaya atau tidak," imbuhnya.Ironisnya, di sisi lain, pemberian cash back bank juga bisa berpengaruh terhadap bunga simpanan perbankan. Bahkan, tanpasepengetahuan nasabah, cash back diberikan bank yang bersangkutan justru membuat bunga simpanan menjadi tinggi.Masalahnya, cash back itu berdampak terhadap dana nasabah yang dijamin atau tidak dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Singkat cerita, cash back dan hadiah-hadiah tersebut bisa membuat bunga bank yang diterapkan kepada nasabah melebihi batas maksimal suku bunga penjaminan LPS.Selain tanpa sepengetahuan nasabah, bank yang melakukan ini justru terang-terangan menohok mata Bank Indonesia (BI) sebagai regulator. Pasalnya, selama ini BI selalu menekankan efisiensi bank. Padahal dengan cash back dan hadiah-hadiah itu, bisa membuat bank makin tak efisien karena berpengaruh terhadap biaya alias cost of fund."Sekali lagi Ini terjadi pada bank-bank tertentu. Masing-masing bank berbeda kebijakannya," tutur Safrullah.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Cash Back Berpengaruh 0,5%-1% Terhadap Bunga
JAKARTA. Bonus cash back berikut hadiah dari perbankan bisa berdampak pada suku bunga bank. Demikian pernyataan Direktur UOB Buana Safrullah Hadi Saleh, Kamis (15/4)."Pengaruhanya besar, lho. Bahkan bisa sampai 0,5-1% terhadap suku bunga," katanya.Besarnya pengaruh cash back dan hadiah-hadiah dari perbankan ini bisa jadi merupakan sarana bank mengutak-atik suku bunga. Suku bunga pinjaman alias bunga kredit misalnya.Seharusnya, lanjut Safrullah, cash back dan hadiah masuk ke dalam biaya alias cost of fund sebuah bank. Pada suku bunga pinjaman, bank akan sulit menurunkan bunga kredit bila cost of fund mereka tinggi. Nah, salah satu penyebab meningkatnya cost of fund bank ini adalah cash back dan berbagai turunannya tersebut."Tapi, tergantung masing-masing kebijakan bank apakah cash back itu dianggap biaya atau tidak," imbuhnya.Ironisnya, di sisi lain, pemberian cash back bank juga bisa berpengaruh terhadap bunga simpanan perbankan. Bahkan, tanpasepengetahuan nasabah, cash back diberikan bank yang bersangkutan justru membuat bunga simpanan menjadi tinggi.Masalahnya, cash back itu berdampak terhadap dana nasabah yang dijamin atau tidak dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Singkat cerita, cash back dan hadiah-hadiah tersebut bisa membuat bunga bank yang diterapkan kepada nasabah melebihi batas maksimal suku bunga penjaminan LPS.Selain tanpa sepengetahuan nasabah, bank yang melakukan ini justru terang-terangan menohok mata Bank Indonesia (BI) sebagai regulator. Pasalnya, selama ini BI selalu menekankan efisiensi bank. Padahal dengan cash back dan hadiah-hadiah itu, bisa membuat bank makin tak efisien karena berpengaruh terhadap biaya alias cost of fund."Sekali lagi Ini terjadi pada bank-bank tertentu. Masing-masing bank berbeda kebijakannya," tutur Safrullah.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News