KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk salah satu perusahaan solusi pembayaran di Indonesia, merilis laporan keuangan yang telah diaudit untuk tahun 2020. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, Cashlez berhasil mencapai pertumbuhan pendapatan yang cukup besar dengan total penjualan sebesar Rp 84,32 miliar, tumbuh 407,73% secara tahunan. Peningkatan ini telah menghasilkan pertumbuhan di bagian laba perseroan dari rugi bersih Rp 10,85 miliar pada tahun 2019 menjadi rugi bersih sebesar Rp 7,13 miliar pada tahun 2020. Selain itu, laba kotor pada tahun 2020 mencapai Rp 32,01 miliar, jauh lebih tinggi dari Rp 11,42 miliar yang tercatat di tahun 2019.
Total aset per 31 Desember 2020 tercatat sebesar Rp 199,87 miliar, lebih tinggi dari posisi 31 Desember 2019 sebesar Rp 53,49 miliar. Sedangkan kewajiban perusahaan untuk tahun 2020 adalah Rp 87,01 miliar dibandingkan Rp 22,95 miliar pada tahun 2019. Rasio lancar pada tahun 2020 mencapai 1,55x, sedikit lebih rendah dari level 1,93x di tahun 2019.
Baca Juga: Gandeng Emditek, Cashlez targetkan 500 pedagang pasar gunakan transaksi nontunai Suwandi, Presiden Direktur Cashlez Worldwide Indonesia mengatakan, pada tahun 2020, pandemi telah mendorong dunia untuk mempercepat transformasi perekonomian digital, tidak terkecuali di Indonesia sehingga masyarakat mulai mengadopsi protokol new normal terutama dalam melakukan aktivitas bisnis. "Hal ini menyebabkan adanya perubahan pola perilaku masyarakat dalam melakukan transaksi pembayaran ke arah
cashless payment. Akselerasi ekonomi digital telah membuka peluang bagi solusi pembayaran yang inovatif untuk beradaptasi ke perilaku baru," kata Suwandi dalam siaran pers, Selasa (4/5). Berdasarkan data dari Bank Indonesia, nilai transaksi uang elektronik pada tahun 2020 mencapai Rp 204,91 triliun, meningkat 41,15% apabila dibandingkan tahun 2019. Dengan adanya perubahan perilaku masyarakat ke arah digital, menjadi faktor utama yang mendorong bisnis perusahaan. Sehingga, sepanjang tahun 2020, perseroan berhasil mencapai pertumbuhan yang pesat dengan mencatatkan peningkatan pendapatan bersih menjadi Rp 84,32 miliar dibandingkan dengan Rp 16,61 miliar yang tercatat pada tahun 2019. Pencapaian ini ditopang oleh pertumbuhan nilai transaksi bruto yang meningkat menjadi Rp 5,95 triliun pada tahun 2020 atau meningkat sebesar 56,16% dibandingkan angka tahun 2019. Sampai dengan akhir Desember 2020, total merchant yang bergabung dengan Cashlez mencapai 9.176 merchant termasuk di dalamnya beberapa
brand ternama seperti KalCare, Brawijaya Hospital, BFI Finance, Shafira, Zoya, dan Fish & Cheap. Dengan kenaikan pendapatan yang signifikan memicu pertumbuhan Laba Bruto hampir 3x lipat menjadi Rp 32,01 miliar selama 2020 dibandingkan Rp 11,42 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Hal ini juga berdampak positif pada marjin usaha yang menguat sebesar 77,7ppts menjadi negatif 10,87% pada tahun 2020 dari negatif 88,59% pada tahun 2019. Hal ini membantu perusahaan dalam mencapai penurunan rugi bersih menjadi sebesar Rp7,13 miliar pada tahun 2020. Untuk pengukuran profitabilitas, Cashlez berhasil meningkatkan marjin usaha dari negatif 88,59% pada tahun 2019 menjadi negatif 10,87% pada tahun 2020. Pada tahun 2020, Perusahaan berhasil mencapai marjin bersih yang lebih baik dibandingkan tahun 2019 sebesar negatif 8,46% (dibandingkan negatif 65,35%). "Ke depannya, perusahaan akan terus mendorong nilai transaksi bruto dan menjaga beban operasional agar dapat menghasilkan profitabilitas yang lebih optimal," ujar Suwandi.
Baca Juga: Cahslez (CASH) berencana menambah 5.000 merchant baru pada tahun 2021 Sedangkan dari sisi leverage, rasio lancar Perusahaan berada pada level 1,55x pada tahun 2020, masih berada pada level yang cukup stabil dibandingkan dengan 1,93x pada tahun 2019. Rasio aset terhadap ekuitas berada di tingkat 1,77x pada tahun 2020, sedikit meningkat dari 1,75x pada tahun 2019. Perusahaan akan terus mengoptimalkan struktur permodalannya dengan tetap memperhatikan tingkat risiko yang wajar untuk mendukung pertumbuhan bisnis ke depan.
Suwandi mengungkapkan, melihat perkembangan digitalisasi di Indonesia yang sangat pesat, Perusahaan melihat potensi yang sangat besar terhadap industri solusi pembayaran dan akan terus memberikan dukungan kepada para pelaku usaha untuk dapat mengembangkan bisnis mereka pada era digital. "Kami optimistis bahwa di tahun 2021, Cashlez dapat menunjukkan kinerja yang lebih baik lagi dibandingkan tahun 2020 dengan target 5.000 merchant baru yang akan bergabung dengan Cashlez. Perusahaan akan menjalankan upaya strategis untuk dapat mencapai target kami di tahun 2021,” sambung Suwandi. Ia menambahkan, pada tahun ini pihaknya akan memperluas kerjasama dengan partner dari berbagai segementasi melalui penerapan Open API sehingga mempermudah integrasi. Dengan begitu, platform digitalisasi yang disediakan partner lebih lengkap dengan pembayaran non-tunai, dan tentunya bersama-sama dapat memperluas jangkauan pasar serta memaksimalkan pertumbuhan bisnis secara jangka panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi