KONTAN.CO.ID - BMKG memprediksi jam-jam sinar UV ekstrem di Indonesia. Gelombang panas melanda hampir sebagian besar negara-negara di Asia Selatan sejak pekan lalu. Badan Meteorologi di negara-negara Asia seperti Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand, dan Laos telah melaporkan kejadian suhu panas lebih dari 40°C yang telah berlangsung beberapa hari belakangan.
Baca Juga: Apa Itu Gelombang Panas dan Apakah Terjadi di Indonesia? Ini Penjelasan BMKG Dikutip dari laman
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), di Indonesia, suhu maksimum harian tercatat mencapai 37,2॰C di stasiun pengamatan BMKG di Ciputat pada pekan lalu. Namun, secara umum suhu tertinggi yang tercatat di beberapa lokasi berada pada kisaran 34॰C - 36॰C hingga saat ini. Nah, cuaca panas di Indonesia ini pun dikaitkan dengan tingginya radiasi ultraviolet (UV) dari sinar Matahari. Lantas, apa hubungan cuaca panas dan radiasi UV?
Baca Juga: 9 Tips Hadapi Cuaca Panas dari Kemenkes dan Waspadai Gejala Ini Jam-jam sinar UV ekstrem prediksi BMKG
BMKG memprediksi jam-jam sinar UV ekstrem di Indonesia. Besar kecilnya radiasi UV yang mencapai permukaan Bumi memiliki indikator nilai indeks UV. Indeks sinar UV ini dibagi menjadi beberapa kategori, di antaranya:
- 0-2 (Low)
- 3-5 (Moderate)
- 6-7 (High)
- 8-10 (Very high)
- 11 ke atas (Extreme)
Baca Juga: Cuaca Besok (26/4) dari BMKG, Banten Berpotensi Diguyur Hujan Sejak Pagi Secara umum, pola harian indeks ultraviolet berada pada kategori “Low” di pagi hari. Lalu, mencapai puncaknya di kategori “High”, “Very high”, sampai dengan “Extreme” ketika intensitas radiasi Matahari paling tinggi di siang hari antara pukul 12:00 s.d. 15:00 waktu setempat. Kemudian, bergerak turun kembali ke kategori “Low” di sore hari. Namun, pola ini bergantung pada lokasi geografis dan elevasi suatu tempat, posisi Matahari, jenis permukaan, dan tutupan awan. BMKG pun merilis prediksi indeks sinar UV pada 26 April 2023 melalui akun instagram resminya:
Baca Juga: Cuaca Panas Tak Biasa, Hadapi dengan 9 Langkah dari Kemenkes Ini - Paparan sinar UV ekstrem diprediksi akan terjadi mulai pukul 10.00 WIB, dimulai dari wilayah Indonesia bagian Timur.
- Lalu, pada pukul 11.00 WIB paparan sinar UV ekstrem mulai menjalar ke wilayah Indonesia bagian Tengah.
- Kemudian pada pukul 12.00 WIB, paparan sinar UV ekstrem mulai menjalar ke sebagian wilayah Indonesia bagian Barat.
- Paparan UV mulai masuk dalam skala hijau pada pukul 14.00 WIB, yang dimulai dari wilayah Papua, dan menjalar ke wilayah tengah Indonesia. Sementara untuk wilayah barat Indonesia, baru akan dimulai sekitar pukul 16.00 WIB dan akan berlalu dari wilayah Indonesia pada pukul 17.00 WIB
Tinggi rendahnya indeks UV tidak memberikan pengaruh langsung pada kondisi suhu udara di suatu wilayah.
Baca Juga: BNPB: Dua Rumah Rusak Pascagempa Magnitudo 6,9 Kepulauan Mentawai Untuk wilayah tropis seperti Indonesia, pola harian seperti di atas secara rutin dapat teramati dari hari ke hari meskipun tidak ada fenomena gelombang panas. Selain itu, faktor cuaca lainnya seperti berkurangnya tutupan awan dan kelembapan udara dapat memberikan kontribusi lebih terhadap nilai indeks UV. Untuk lokasi dengan kondisi umum cuacanya diprakirakan cerah-berawan pada pagi sampai dengan siang hari dapat berpotensi menyebabkan indeks UV pada kategori “Very high” dan “Extreme” di siang hari.
Baca Juga: Ini Indeks Sinar Ultraviolet alias UV Index untuk Menghitung Kadar Manfaat & Bahaya Himbauan sinar UV tinggi
Masyarakat disarankan agar tidak perlu panik menyikapi informasi UV harian tersebut. Selain itu, masyarakat juga sebaiknya menggunakan perangkat pelindung atau tabir surya apabila melakukan aktifitas di luar ruangan. Nah, perlu diketahui bahwa cuaca panas bulan April di wilayah Asia secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu Matahari.
Baca Juga: Bisa Sebabkan Kanker Kulit, Ini Bahaya Sinar UV bagi Manusia Namun, lonjakan panas di wilayah sub-kontinen Asia Selatan, kawasan Indochina dan Asia Timur pada tahun 2023 ini termasuk yang paling signifikan lonjakannya. Para pakar iklim menyimpulkan bahwa tren pemanasan global dan perubahan iklim yang terus terjadi hingga saat ini berkontribusi menjadikan gelombang panas semakin berpeluang terjadi lebih sering. Demikian penjelasan mengenai sinar UV ekstrem dari BMKG. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News