KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) berfluktuasi cukup kencang sepanjang kuartal I-2024. Sempat menembus level tertinggi (
all time high) hingga menyentuh 7.454,44, IHSG berbalik melandai di akhir bulan Maret sampai kembali ke bawah level 7.300. Menutup perdagangan kuartal I-2024, IHSG melemah 0,29% ke posisi 7.288,81 pada Kamis (28/3). Level IHSG tersebut mengakumulasi kenaikan 0,22% sejak awal tahun 2024 (
year to date). Cukup ramai sentimen yang mengiringi pasar saham dalam periode tiga bulan pertama 2024. Dari dalam negeri, sentimennya adalah Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres). Dari eksternal, ketegangan geopolitik dan volatilitas harga komoditas global masih menjadi sentimen penting bagi pasar saham.
Dinamika makro ekonomi, tingkat inflasi dan arah suku bunga acuan juga menjadi perhatian pelaku pasar. Di samping musim rilis laporan keuangan emiten dan antisipasi terhadap pembagian dividen yang turut memengaruhi minat para investor.
Baca Juga: Masuki Kuartal II-2024, Simak Trading Plan & Rekomendasi Saham dari Ajaib Sekuritas Posisi investor asing pun mencatatkan aksi beli bersih (
net buy) yang cukup jumbo, secara total mencapai Rp 26,27 triliun. Namun pada pekan terakhir bulan Maret, investor asing mulai berbalik melakukan jual bersih (
net sell) senilai Rp 1,97 triliun.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menyoroti sejumlah faktor yang membuat pergerakan IHSG cenderung
volatile di penghujung kuartal I. Pemicunya antara lain aksi
net sell investor asing, pelemahan nilai tukar rupiah,
rebalancing portofolio, meredupnya momentum dividen emiten bank
big caps, hingga aksi
profit taking menjelang libur bursa yang cukup panjang. Pada akhir kuartal, imbuh Ratih, biasanya para manajer investasi melakukan
rebalancing. Di sisi lain,
profit taking dilakukan setelah momentum dividen
big banks berakhir. Memasuki kuartal II-2024, pelaku pasar juga mencermati hari perdagangan bursa yang cukup terbatas pada bulan April. "Sehingga memilih menyiapkan posisi
cash yang memadai. Katalis libur panjang bursa di April turut memicu investor asing untuk memutarkan dananya di negara lain," ungkap Ratih kepada Kontan.co.id, Minggu (31/3). Sedangkan pengamat pasar modal &
founder WH-Project William Hartanto menilai pergerakan IHSG sejauh ini masih sesuai ekspektasi. Koreksi saat ini masih terbilang wajar, lantaran IHSG meneruskan siklus tahunan dimana penguatan akan mencapai titik jenuh pada bulan Maret - April.
Founder Stocknow.id Hendra Wardana menambahkan, para investor akan mencermati bagaimana ketahanan IHSG untuk menghadapi isu-isu ekonomi yang membayangi pada kuartal II-2024. Hendra mengamati sejumlah faktor yang berpotensi memengaruhi gerak IHSG, terutama arah kebijakan moneter untuk menahan laju inflasi yang diproyeksikan menanjak. Di dalam negeri, tingkat inflasi berpotensi terdongkrak usai terjadi lonjakan harga pangan pokok seperti beras. Dari eksternal, para investor akan menanti data-data ekonomi dari negara maju seperti Amerika Serikat dan China, yang akan menjadi faktor krusial dalam mengukur kinerja ekonomi skala global maupun regional. Ratih menimpali, pelaku pasar juga menanti aksi pemangkasan suku bunga The Fed yang diproyeksikan terjadi pada bulan Juni 2024. Selain itu, dari bursa dalam negeri, musim lanjutan laporan keuangan emiten dan pembagian dividen akan turut menjadi penggerak IHSG pada kuartal II ini. Setelah perbankan, pelaku pasar akan mengamati musim dividen dari emiten di sektor energi yang secara historis memberikan
dividend payout ratio (DPR) dengan
yield tinggi. Katalis berikutnya adalah rilis laporan keuangan emiten periode kuartal I-2024. "Pemangkasan suku bunga The Fed menjadi katalis positif. Potensi derasnya
inflow investor asing ke pasar ekuitas domestik menanti, terutama bagi saham
big caps," ungkap Ratih.
Strategi Investasi & Rekomendasi Saham
Dengan proyeksi tersebut, Ratih memandang dalam skenario optimistis IHSG berpotensi mengalami akselerasi pada kuartal II-2024. Rentang pergerakan IHSG ada di level 7.200 hingga
resistance 7.500.
Baca Juga: Indocement (INTP) Petik Hasil Ekspansi, Simak Rekomendasi Sahamnya Hendra sepakat musim dividen yang berlanjut pada kuartal II bakal menjadi katalis positif yang bisa menarik
capital inflow dari investor asing ke pasar saham Indonesia. Sehingga pada pertengahan Kuartal II mendatang, performa IHSG akan tetap kuat. Hanya saja, dalam jangka pendek Hendra melihat pergerakan IHSG akan cenderung
sideways, dengan menguji
support di level 7.246 dan area
resistance pada 7.372. Apalagi secara teknikal IHSG sedang menguji
support dynamic MA50 pada level 7.280 sebagai
support terdekat dan terkuatnya. Mempertimbangkan kondisi saat ini, Hendra menyarankan strategi untuk terlebih dulu melirik saham-saham defensif seperti perbankan dan saham di sektor
consumer. Di samping memanfaatkan momentum ramadan - lebaran yang akan mendongkrak emiten ritel dan
consumer. Sedangkan William menyoroti berlakunya
full periodic call auction pada papan pemantauan khusus. Dus, William mengingatkan agar pelaku pasar lebih selektif untuk memilih saham-saham yang aman, seperti mengoleksi saham-saham yang tidak memiliki notasi khusus.
Selain itu, William menyarankan agar mencermati potensi
buy on weakness. Dia sendiri memprediksi IHSG akan bergerak dalam rentang
support 7.236 dan
resistance di 7.450. Sebagai rekomendasi, William menjagokan saham di sektor pertambangan, logistik dan transportasi, serta infrastruktur tol. William merekomendasikan saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (
ADRO), PT Bukit Asam Tbk (
PTBA) PT Indo Tambangraya Megah Tbk (
ITMG), PT United Tractors Tbk (
UNTR), PT Medco Energi Internasional Tbk (
MEDC), PT Wintermar Offshore Marine Tbk (
WINS), PT Blue Bird Tbk (
BIRD) dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (
JSMR).
Editor: Tendi Mahadi