JAKARTA. Berikut ini adalah sejumlah topik yang diprediksi akan mempengaruhi pasar finansial hari ini:- Kenaikan BI rateBank Indonesia (BI) kemarin (12/11) menaikkan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 bps menjadi 7,50% dari sebelumnya 7,25%.Direktur Eksekutif Komunikasi Bank Indonesia, Difi A Johansyah mengumumkan kebijakan tersebut seusai Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar Selasa (12/11).Selain BI rate, secara serempak, landing facility rate juga naik sebesar 25 bps menjadi 7,50% dari sebelumnya 7,25%, deposit facility rate juga naik 25 bps ke 5,75% dari sebelumnya 5,5%. "Semuanya, kami naikkan 25 bps," ujar Difi.- Outlook pertumbuhan Menanggapi kenaikan BI rate, Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, pemerintah telah terlebih dahulu berkoordinasi dengan BI untuk menaikkan suku bunga.Pertimbangan pemerintah menaikkan suku bunga acuan tersebut yakni agar mampu memperbaiki defisit transaksi berjalan (current account). Meski tidak bisa dimungkiri, kenaikan BI rate juga akan berdampak terhadap sektor riil.“Ini yang kami jaga betul, jangan sampai mereka kesulitan mengembangkan usahanya, jangan sampai enggak bisa bayar cicilan,” kata Hatta.Lebih lanjut ia menambahkan, stabilisasi ekonomi penting, namun tidak boleh mengorbankan pertumbuhan. Menurut dia, jika inflasi bisa ditekan di bawah 9 persen hingga akhir tahun, daya beli masyarakat tak akan terlalu tergerus.- Posisi rupiah Rupiah melanjutkan koreksi di awal pekan ini. Pasangan USD/IDR di pasar spot, Selasa (12/11), menguat 0,36% menjadi 11.605 dibanding sehari sebelumnya. Adapun, dollar Amerika Serikat (AS) di kurs tengah Bank Indonesia (BI) naik 0,78% menjadi 11.576.Analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, rupiah tertekan oleh data defisit neraca berjalan pada kuartal-III yang masih besar. Sedangkan, analis Soegee Futures Alwi Assegaf berpendapat, tekanan juga datang dari masalah pemangkasan stimulus moneter di AS. - Posisi IHSGIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot setelah Bank Indonesia mengumumkan kenaikan BI rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 7,50%. Pada penutupan sesi II pukul 16.00 WIB, Selasa (12/11), IHSG rontok 61,08 poin atau melemah 1,38% menjadi 4.380,64. Tercatat 195 saham berguguran ke zona merah dan 66 saham naik serta 91 saham stagnan alias tak bergerak.- Posisi Wall StreetBursa AS ditutup melemah pada transaksi tadi malam (12/11). Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,2% menjadi 1.767,69. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,2% menjadi 15.750,67.Transaksi tadi malam melibatkan sekitar 5,9 miliar saham. Jumlah tersebut 2,9% di bawah volume transaksi rata-rata tiga bulanan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Catat isu penting yang harus disimak hari ini
JAKARTA. Berikut ini adalah sejumlah topik yang diprediksi akan mempengaruhi pasar finansial hari ini:- Kenaikan BI rateBank Indonesia (BI) kemarin (12/11) menaikkan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 bps menjadi 7,50% dari sebelumnya 7,25%.Direktur Eksekutif Komunikasi Bank Indonesia, Difi A Johansyah mengumumkan kebijakan tersebut seusai Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar Selasa (12/11).Selain BI rate, secara serempak, landing facility rate juga naik sebesar 25 bps menjadi 7,50% dari sebelumnya 7,25%, deposit facility rate juga naik 25 bps ke 5,75% dari sebelumnya 5,5%. "Semuanya, kami naikkan 25 bps," ujar Difi.- Outlook pertumbuhan Menanggapi kenaikan BI rate, Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, pemerintah telah terlebih dahulu berkoordinasi dengan BI untuk menaikkan suku bunga.Pertimbangan pemerintah menaikkan suku bunga acuan tersebut yakni agar mampu memperbaiki defisit transaksi berjalan (current account). Meski tidak bisa dimungkiri, kenaikan BI rate juga akan berdampak terhadap sektor riil.“Ini yang kami jaga betul, jangan sampai mereka kesulitan mengembangkan usahanya, jangan sampai enggak bisa bayar cicilan,” kata Hatta.Lebih lanjut ia menambahkan, stabilisasi ekonomi penting, namun tidak boleh mengorbankan pertumbuhan. Menurut dia, jika inflasi bisa ditekan di bawah 9 persen hingga akhir tahun, daya beli masyarakat tak akan terlalu tergerus.- Posisi rupiah Rupiah melanjutkan koreksi di awal pekan ini. Pasangan USD/IDR di pasar spot, Selasa (12/11), menguat 0,36% menjadi 11.605 dibanding sehari sebelumnya. Adapun, dollar Amerika Serikat (AS) di kurs tengah Bank Indonesia (BI) naik 0,78% menjadi 11.576.Analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, rupiah tertekan oleh data defisit neraca berjalan pada kuartal-III yang masih besar. Sedangkan, analis Soegee Futures Alwi Assegaf berpendapat, tekanan juga datang dari masalah pemangkasan stimulus moneter di AS. - Posisi IHSGIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot setelah Bank Indonesia mengumumkan kenaikan BI rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 7,50%. Pada penutupan sesi II pukul 16.00 WIB, Selasa (12/11), IHSG rontok 61,08 poin atau melemah 1,38% menjadi 4.380,64. Tercatat 195 saham berguguran ke zona merah dan 66 saham naik serta 91 saham stagnan alias tak bergerak.- Posisi Wall StreetBursa AS ditutup melemah pada transaksi tadi malam (12/11). Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,2% menjadi 1.767,69. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,2% menjadi 15.750,67.Transaksi tadi malam melibatkan sekitar 5,9 miliar saham. Jumlah tersebut 2,9% di bawah volume transaksi rata-rata tiga bulanan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News