KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah terjangan pandemi Covid-19, PT Semen Indonesia Tbk (
SMGR) masih mampu untuk mencetak kinerja yang moncer. Emiten pelat merah ini membukukan laba bersih senilai Rp 1,54 triliun hingga kuartal ketiga 2020. Realisasi ini naik 19,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp 1,29 triliun. Hanya saja, SMGR tercatat mengalami penurunan kinerja
topline. Per kuartal ketiga 2020, pendapatan bersih SMGR menurun 8,9% secara tahunan menjadi Rp 25,63 triliun. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin mengatakan, SMGR mengantongi laba bersih sebesar Rp 929,3 miliar pada kuartal ketiga 2020, naik 14,7% secara
year-on-year (YoY) dan naik 459,8% secara
quarter-on-quarter (QoQ).
Baca Juga: Begini kinerja Telekomunikasi Indonesia (TLKM) hingga kuartal III-2020 Mimi menyebut, secara historis, dalam periode sembilan bulanan sepanjang lima tahun terakhir (sembilan bulan pertama 2015 hingga sembilan bulan pertama 2019), SMGR memiliki kisaran
run-rate laba bersih antara 54,1% (9 bulan 2019) dan 90,0% (9 bulan 2017). Namun, berkaca dari kondisi tahun ini, Mirae Asset Sekuritas menganggap pencapaian laba bersih SMGR secara umum sudah sejalan dengan perkiraan yang dipasang sekuritas, yakni 59,5% dari perkiraan laba bersih tahun penuh 2020. Akan tetapi, capaian laba bersih SMGR telah berada di atas konsensus, yakni pada tingkat
run-rate 78,9%. Mimi menilai, pertumbuhan pendapatan secara kuartalan berada di angka 28,9%, yang sebagian besar dikarenakan permintaan yang lebih tinggi secara musiman di semester kedua dan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selama kuartal ketiga. Namun, Mirae Asset menilai, pertumbuhan pendapatan SMGR di kuartal ketiga lebih lambat dari yang diperkirakan. “Pendapatan SMGR di sembilan bulan 2020 hanya mencapai Rp 25,6 triliun (-8.9% YoY), yang menyiratkan bahwa pemulihan permintaan di semester kedua 2020 tidak sekuat yang kami perkirakan sebelumnya,” tulis Mimi dalam riset, Rabu (4/11).
Baca Juga: Lewat efisiensi, laba Semen Indonesia (SMGR) bisa terdongkrak di kuartal III Hanya saja, pemulihan marjin SMGR di kuartal ketiga cukup mengesankan, yang Mimi yakini disebabkan oleh permintaan semen yang mulai pulih dari kuartal kedua serta adanya efisiensi biaya yang sebagian dikarenakan harga batubara yang rendah. Adapun net margin SMGR di kuartal ketiga berada di angka 9,7%, membaik dari posisi di kuartal kedua (2,2%), dan kuartal ketiga tahun 2019 (6,9%). Namun, dengan perkiraan dimulainya musim penghujan di kuartal keempat 2020 serta pemulihan permintaan yang nampaknya lebih lambat dari perkirakan, Mirae Asset Sekuritas merevisi perkiraan kinerja SMGR menjadi lebih konservatif. Mirae Asset merevisi turun estimasi pendapatan SMGR, yang sebagian besar karena estimasi volume yang lebih rendah. Saat ini, Mirae Asset memproyeksikan pendapatan Semen Indonesia di akhir tahun 2020 dan 2021 akan mencapai masing-masing Rp36,2 triliun (-10,3% YoY) dan Rp 38,4 triliun (6.0% YoY). Dengan demikian, Mirae Asset Sekuritas memproyeksikan laba bersih SMGR untuk akhir tahun 2020 dan 2021 masing-masing mencapai Rp 2,4 triliun (0,1% YoY) dan Rp 3,1 triliun (31,5% YoY).
Baca Juga: Ada pandemi Covid-19, kinerja XL Axiata (EXCL) ciamik di sembilan bulan pertama 2020 Mirae Asset Sekuritas Indonesia berekspektasi kegiatan ekonomi akan jauh lebih baik tahun depan dengan potensi belanja infrastruktur yang dipercepat dan potensi adanya pemulihan dari sektor properti. Mirae Asset mempertahankan rekomendasi
trading buy saham SMGR dengan target harga yang lebih rendah, yakni Rp 10.200 (dari target sebelumnya Rp 10.670). Dengan potensi anggaran belanja infrastruktur yang lebih tinggi serta potensi dimulainya kembali kegiatan ekonomi tahun depan, Mirae Asset berharap kinerja keuangan SMGR akan membaik tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi