KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang bergelut di bisnis aktivitas pelabuhan kompak meraih cuan sepanjang tahun lalu. Laba emiten Grup Pelabuhan Indonesia (Pelindo) melejit, sedangkan emiten swasta sukses membalikkan rugi menjadi laba. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (
IPCC) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 161,72 miliar, meroket 169,3% dibandingkan tahun 2021 senilai Rp 60,05 miliar. Dari sisi
top line, IPCC meraup pendapatan Rp 726,57 miliar, melejit 40,58% secara tahunan (
Year on Year/YoY). Entitas usaha Pelindo lainnya, PT Jasa Armada Indonesia Tbk (
IPCM) juga sukses mendongkrak
top line dan
bottom line. Pendapatan IPCM naik 19,50% (YoY) menjadi Rp 980,16 miliar, sedangkan laba bersihnya tumbuh 10,30% menjadi Rp 150,65 miliar.
Kinerja PT ICTSI Jasa Prima Tbk (
KARW) tak kalah mentereng. Pendapatan KARW meroket 143,34% (YoY) menjadi US$ 7,13 juta. KARW pun sukses membalikkan rugi bersih US$ 588.289 pada tahun 2021 menjadi laba bersih senilai US$ 955.392 pada tahun lalu.
Baca Juga: Punya Prospek Cerah pada 2023, Cermati Rekomendasi Emiten Farmasi PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (
PORT) juga berhasil membalikkan kerugian Rp 58,37 miliar menjadi laba bersih Rp 20,47 miliar. Hanya saja, pendapatan PORT justru merosot 5,3% (YoY) menjadi Rp 1,25 triliun. PORT bisa memoles
bottom line lantaran mampu memangkas sejumlah pos beban seperti beban langsung, beban lain-lain dan beban keuangan. Laba PORT juga terdongkrak oleh lonjakan penghasilan lain-lain. Pemulihan aktivitas ekonomi dan buah dari strategi ekspansi yang telah dikerjakan menjadi pendorong kinerja emiten pelabuhan. Seperti pada IPCC yang tahun lalu mulai mencatatkan kontribusi penuh dari sejumlah terminal satelit. Direktur Keuangan dan SDM IPCC, Sumarno, bahkan mengungkapkan raihan kinerja tahun 2022 melesat di atas target. Sebelumnya, IPCC memproyeksikan laba akhir tahun hanya mampu menyentuh Rp 130 miliar - Rp 150 miliar. "Namun realisasinya kami mampu mencapai di atas itu. Kegiatan bongkar muat sepanjang tahun 2022 mengalami peningkatan yang luar biasa luar biasa," terangnya lewat keterangan tertulis, Kamis (30/3). Direktur Utama IPCM, Shanti Puruhita, menyatakan kinerja pada tahun lalu didorong oleh pangsa pasar yang terus meluas dan perbaikan kondisi ekonomi. "Strategi IPCM melakukan adaptasi secara cepat memungkinkan Perseroan mengambil kesempatan pemulihan kondisi ekonomi pada 2022," kata Shanti.
Prospek Kinerja 2023
Optimisme untuk mempertahankan kinerja positif masih terbuka pada tahun 2023. Namun, dengan basis pertumbuhan yang tinggi pada tahun lalu, emiten pelabuhan pun menetapkan target kenaikan kinerja di level yang realistis.
Investor Relation IPCC, Reza Priyambada, mengatakan pihaknya mematok target untuk bisa menjaga pertumbuhan kinerja antara 15% hingga 20% pada tahun ini. Target tersebut juga mempertimbangkan permintaan yang mulai kembali pada level normal.
Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham dan Prospek Kinerja Medco (MEDC) Usai Cetak Kinerja Moncer Reza pun menegaskan angka itu merupakan target minimal yang berupaya dicapai IPCC. "Kami lebih memilih menjaga konsistensi untuk bertumbuh yang sustain dibandingkan mengincar pertumbuhan tinggi sesaat," kata Reza kepada Kontan.co.id, Senin (3/4).
Research Analyst Reliance Sekuritas, Ayu Dian, memproyeksikan level pertumbuhan kinerja emiten pelabuhan tahun ini tidak akan setinggi tahun lalu. Apalagi ada potensi penurunan permintaan dari aktivitas perdagangan luar negeri, di tengah resesi global yang masih membayangi. Secara bisnis, Analis Kanaka Hita Solvera Raditya Krisna Pradana masih optimistis emiten pelabuhan akan membukukan kinerja positif. Hanya saja, kinerja keuangan yang cemerlang belum bisa memoles pergerakan saham secara signifikan.
Raditya melihat secara teknikal belum ada tanda-tanda pergerakan harga saham emiten pelabuhan bisa melejit. "Jadi menurut kami lebih baik
wait and see terlebih dulu, menunggu volume
buy signifikan untuk melakukan pembelian," ujar Raditya. Saham pelabuhan Grup Pelindo masih menjadi jagoan di segmen ini. Selain dari sisi fundamental bisnis dan pangsa pasar, saham IPCC dan IPCM berpotensi terpapar angin segar dari kebijakan dividen. Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Johan Trihantoro, turut menjagokan IPCC dan IPCM. Strategi untuk meningkatkan pangsa pasar ke wilayah operasi non-Pelindo akan memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan. Menurut Johan, saham IPCC dan IPCM bisa menjadi pilihan jangka pendek terlebih dulu. Target harga masing-masing ada di level Rp 675 dan Rp 292 per lembar saham.
Ayu juga merekomendasikan
trading buy saham IPCC dengan target harga Rp 665. Kemudian
speculative buy IPCM dengan target harga Rp 290 per lembar saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi