KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa bank asing di Indonesia telah mencatatkan kinerja positif sepanjang kuartal I-2023. Di tengah momentum tersebut, beberapa rencana strategis pun tengah disiapkan. Ambil contoh, Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar Rp 569 miliar di periode tersebut. Itu berarti ada kenaikan sekitar 52% dari periode yang sama tahun lalu. CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan, peningkatan tersebut paling banyak disebabkan oleh meningkatnya pendapatan bunga bersih di lini bisnis korporasi. Saat ini, pendapatan bunga bersih Citi Indonesia senilai Rp 1,57 triliun dari sebelumnya Rp 903,97 miliar.
Baca Juga: Bakal Dijual ke UOB, Bisnis Konsumer Citibank Indonesia Masih Tumbuh Positif "Laba bersih kami meningkat 52% diiringi dengan pertumbuhan aset sebesar14,4% karena peningkatan momentum bisnis,” ujar Batara. Meskipun demikian, Citi Indonesia masih mencatatkan penurunan penyaluran kredit sekitar 5% dari periode sama tahun lalu menjadi senilai Rp 39,87 triliun. Dimana, jumlah kredit institusional masih meningkat 2,5%. “Kredit kita secara total masih menurun karena memang di semester dua sedikit menurun, jadi kalau melihat secara year to date, kami tumbuh sekitar Rp 700 miliar dan targetnya double digit,” ujarnya. Sebagai informasi, Citi Indonesia kini sedang dalam proses jual beli aset dan liabilitas untuk bisnis konsumernya. Dimana, target waktu transaksi ditutup pada semester II-2023. Dalam bisnis konsumer, Citi Indonesia mencatat transaksi digital untuk produk investasi tumbuh 3% pada tiga bulan pertama tahun ini. Sementara, penggunaan digital untuk produk pinjaman meningkat 2% dengan pertumbuhan penjualan mencapai 8%. Dalam lini bisnis kartu kredit dan pinjaman, Citi Indonesia telah menuju pemulihan penjualan kartu kredit ke tingkat pra pandemi. Batara menyebut saat ini telah mencapai 96% dari masa pra pandemi. Sementara itu, bank asing yang juga mencatatkan kinerja positif adalah PT Bank UOB Indonesia (UOB) dengan kenaikan laba mencapai 74,5% menjadi senilai Rp 326,93 miliar. Kenaikan tersebut juga ditopang oleh pendapatan bunga bersih yang kini menjadi Rp 1,38 triliun. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, pendapatan bunga bersihnya senilai Rp 1,05 triliun. Dari sisi kredit yang disalurkan, UOB juga mencatatkan penurunan dalam penyalurannya yang menjadi Rp 81,65 triliun. Di Maret 2022, kredit yang disalurkan UOB masih bisa mencatat Rp 81,95 triliun.
Baca Juga: Citi Indonesia dan Syngenta Sepakati Program Pembiayaan Distribusi Rp 465 Miliar Di sisi lain, masih ada juga beberapa asing yang mencatatkan penurunan laba di tiga bulan pertama tahun ini. Misalnya, PT Bank HSBC Indonesia yang labanya turun 5,96% yoy menjadi Rp 457,49 miliar. Francois de Maricourt, Presiden Direktur HSBC Indonesia mengatakan saat ini salah satu fokus yang dilakukan adalah memainkan peran utama dalam transisi menuju ekonomi global nol emisi dalam bentuk kredit pembiayaan hijau. “Dampak terbesar yang dapat kami upayakan adalah melalui kerjasama dengan para nasabah kami guna mendukung transisi mereka menuju ekonomi dengan emisi karbon yang lebih rendah, serta mengintegrasikan praktik operasional yang berkelanjutan,” ujanrya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi