Catat Rekomendasi Saham Penghuni LQ45 Jelang Rebalancing



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks LQ45 berpotensi mencetak kinerja yang lebih baik pada tahun ini. Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks LQ45 terpantau menguat 1,94% secara ytd ketimbang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik 1,12% secara ytd. BEI bakal melakukan rebalancing atau penyesuaian terhadap indeks LQ45 pada Februari 2022.

Head of Research NH Korindo Sekuritas Anggaraksa Arismunandar menilai, jika mempertimbangkan kriteria likuiditas dan nilai kapitalisasi pasar, maka salah satu saham yang berpotensi gabung dengan indeks paling likuid ini adalah saham Saham PT Bank Jago Tbk (ARTO). Sementara untuk melihat saham-saham yang berpotensi terdepak, dia bilang, beberapa kriteria yang dapat dicermati yakni penurunan nilai transaksi dan volume, kinerja fundamental yang memburuk, kinerja harga saham, dan kapitalisasi saham yang menurun.

“Tanpa menyebutkan nama saham, dalam catatan kami terdapat beberapa saham yang termasuk kriteria tersebut dari sektor konsumer, ritel, energi, properti, dan konstruksi,” kata dia kepada Kontan.co.id, Senin (24/1).


Baca Juga: Jelang Penyesuaian, Berikut Saham-Saham yang Berpotensi Keluar dan Masuk Indeks LQ45

Dia memandang sejumlah sektor yang masih memiliki prospek cukup baik di antaranya perbankan gede lantaran berpotensi diuntungkan dari momentum pemulihan ekonomi yang diharapkan mampu mengerek permintaan kredit. Selanjutnya, sektor komoditas juga menarik seiring dengan tingginya harga komoditas. Terakhir, ada sektor konsumer yang berpeluang untuk menorehkan kinerja lebih baik dari peningkatan daya beli, serta perbaikan harga saham setelah tertekan dalam dua tahun terakhir.

Adapun beberapa saham LQ45 yang masih menarik untuk dikoleksi yakni saham BMRI dengan target harga di Rp 8.600 per saham, BBNI dengan target harga di Rp 9.000 per saham, PTBA dengan target harga di Rp 3.420 per saham, dan ANTM dengan target harga di Rp 2.860 per saham.

Sementara untuk Investor asing, Anggaraksa menjelaskan, umumnya mereka akan lebih berfokus kepada saham-saham berkapitalisasi pasar besar. Adapun secara sektoral, yang berpotensi untuk menarik dana asing ada di sektor perbankan, pertambangan batubara dan nikel, serta saham-saham terkait new economy.

Baca Juga: Emiten Tambang Punya Prospek Menarik, Simak Rekomendasi Berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati