JAKARTA. Usai menerbitakan surat berharga negara berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) Desember lalu, pemerintah berencana menerbitkan surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk untuk ritel. Penerbitan sukri ini dalam rangka pembiayaan untuk menutup defisit anggaran tahun ini. Direkur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Suminto mengatakan, rencananya masa penawaran sukri tersebut akan dibuka pada tanggal 4 Februari hingga 2 Maret 2017 mendatang. Sayangnya, Suminto masih enggan menyebutkan target indikatif penerbitan tersebut. "Yang jelas disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan pembiayaan dan juga kondisi market," kata Suminto kepada KONTAN, Senin (30/1). Tahun lalu, emerintah memasang target indikatif hingga Rp 30 triliun. Hasil penjualan dan penjatahan yang ditetapkan pemerintah justri lebih tinggi, yaitu sebesar Rp 31,5 triliun.
Catat, Sukri ditawarkan 4 Februari - 2 Maret
JAKARTA. Usai menerbitakan surat berharga negara berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) Desember lalu, pemerintah berencana menerbitkan surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk untuk ritel. Penerbitan sukri ini dalam rangka pembiayaan untuk menutup defisit anggaran tahun ini. Direkur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Suminto mengatakan, rencananya masa penawaran sukri tersebut akan dibuka pada tanggal 4 Februari hingga 2 Maret 2017 mendatang. Sayangnya, Suminto masih enggan menyebutkan target indikatif penerbitan tersebut. "Yang jelas disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan pembiayaan dan juga kondisi market," kata Suminto kepada KONTAN, Senin (30/1). Tahun lalu, emerintah memasang target indikatif hingga Rp 30 triliun. Hasil penjualan dan penjatahan yang ditetapkan pemerintah justri lebih tinggi, yaitu sebesar Rp 31,5 triliun.