Catatan buruk harga minyak WTI di Januari 2017



JAKARTA. Meski para produsen OPEC tetap menjalankan pemangkasan produksi sebagaimana yang diputuskan dalam rapat November 2016 lalu, namun harga minyak WTI gagal mendulang kenaikan di bulan pertama tahun 2017 ini.

Mengutip Bloomberg, Kamis (2/2) pukul 17.06 WIB harga minyak WTI kontrak pengiriman Maret 2017 di New York Mercantile Exchange terangkat 0,54% ke level US$ 54,17 per barel dibanding hari sebelumnya. Namun sejak akhir tahun 2016 lalu, harga minyak WTI justru merosot 3,38% hingga penutupan perdagangan di 31 Januari 2017 lalu.

Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menuturkan, faktor pasokan dan produksi menjadi penggerak utama pergerakan harga minyak WTI di awal tahun 2017 ini. Di awal bulan, harga sempat mendekati level US$ 55 per barel berkat komitmen para produsen OPEC dan Rusia untuk mengurangi produksinya.


Rusia melaporkan pemangkasan produksi sebesar 117.000 barel per hari di Januari 2017. Sejalan dengan OPEC yang berhasil memangkas 1,4 juta barel per hari atau mencapai 75% dari targetnya yang sebesar 1,8 juta barel per hari di tahun 2017 ini. “Jelas pemangkasan produksi OPEC ini angin segar bagi harga, namun dengan kenaikan harga yang terjadi, negara produsen lain seperti AS justru memanfaatkan kesempatan,” kata Putu.

Hal itu terlihat jelas dengan genjotan produksi yang dilakukan oleh AS. Laporan terbaru EIA pada Rabu (1/2) menunjukkan stok minyak mingguan AS naik sebanyak 6,47 barel atau merupakan kenaikan yang sudah berlangsung selama empat pekan beruntun. Bahkan produksi minyak AS di Januari 2017 ditutup di angka 8,9 juta barel per hari.

“Genjotan produksi AS memberikan gambaran di pasar bahwa pasokan global masih tetap mengalir deras meski OPEC sudah mengurangi produksinya, maka wajar harga minyak gagal dulang kenaikan,” jelas Putu. Apalagi fluktuasi pergerakan USD juga berimbas negatif pada pergerakan harga minyak mentah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie