Catatkan Transaksi BI-Fast 31,4 Juta Kali, BRI Dapat Fee Berapa?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Layanan transfer antar bank lewat BI-Fast semakin diminati masyarakat lantaran biayanya yang lebih murah dibandingkan layanan transfer online. Itu tercermin dari peningkatan jumlah transaksi yang ditorehkan par peserta BI-Fast. 

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) merupakan salah satu peserta yang mencatat peningkatan transaksi. Sejak diimplementasikan pada 21 Desember 2021 hingga Oktober 2022, BRI mencatat jumlah transaksi BI-Fast telah mencapai 31,2 juta kali dengan volume mencapai Rp 34 triliun. 

Aestika Oryza Gunarto, Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, transaksi BI-Fast bisa dilakukan nasabah BRI lewat Channel BRImo, CMS (Cash Management System) dan API Transfer. 


Baca Juga: Bank Besar Tanah Air Kuasai 75% Aset Industri

Ia memperkirakan transaksi BI-Fast sampai akhir tahun akan terus mengalami peningkatan. "Transaksi BI Fast diproyeksikan hingga akhir tahun mencapai sebanyak 39,4 Juta Transaksi atau sesuai dengan target yang kami berikan kepada Bank Indonesia." kata Aestika pada Kontan.co.id, Jumat (18/11).

Aestika menambahkan, pihaknya akan terus mendorong peningkatan transaksi BI Fast, salah satunya melalui perluasan channel baru seperti IBBIZ.

Tarif transfer BI-Fast saat ini ditetapkan maksimal Rp 2.500. Dari jumlah itu, Bank Indonesia membebankan biaya kepada peserta sebesar Rp 19, sedangkan sisanya Rp 2.481 akan menjadi pendapatan bank sebagai issuer/pengirim. 

BRI berinvestasi sendiri dalam mengembangkan connector untuk terhubung dengan infrastruktur BI-Fast. Sehingga jika dikalikan dengan fee Rp 2.481 per transaksi yang didapat bank sebagai issuer maka total fee yang dikantongi perseroan dari layanan BI-Fast mencapai Rp 77,4 miliar.

 
BBRI Chart by TradingView

Dengan adanya peningkatan transaksi BI Fast dan adanya perubahan preferensi nasabah dalam memilih fitur transfer antar bank tersebut berdampak pada peningkatan komposisi transaksi BI Fast, sedangkan transfer online mengalami penurunan.  

"Adapun sampai dengan bulan Oktober 2022 secara rata-rata terdapat penurunan jumlah transfer online sebesar 6,13%," pungkas Aestika. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .