Catur Sentosa andalkan Mitra 10



JAKARTA. PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) menaruh harapan besar pada kinerja toko ritel Mitra 10 di tahun depan. Pertumbuhan bisnis jaringan ritel bahan bangunan ini tumbuh lumayan pada tahun ini, di tengah ekonomi yang belum terlalu bergerak.

Catur Sentosa akan menambah empat gerai penjualan Mitra 10 pada 2016. "Tahun depan, Mitra 10 masih bisa tumbuh lagi meski tahun ini kurang begitu bagus," kata Idrus Widjajakusuma, Sekretaris Perusahaan Catur Sentosa Adiprana, kepada KONTAN, Jumat (27/11).

Pertumbuhan bisnis Mitra 10 sendiri per akhir September 2015 baru mencapai 12%. Nah, manajemen perusahaan ini berharap, dengan adanya tambahan empat gerai Mitra 10 tahun depan, pertumbuhan bisnis toko ritel ini bisa naik jadi 20%.


Perusahaan ini berencana membuka Mitra 10 di Serpong dan Lampung pada semester I-2016. Kemudian, berlanjut membuka dua toko lagi di Pamulang dan Cikarang pada semester II tahun ini juga.

CSAP sudah menyiapkan belanja modal Rp 200 miliar tahun depan untuk membiayai tambahan gerai Mitra 10.

Laju ekspansi Mitra 10 justru tidak berlaku bagi gerai ritel furnitur perusahaan ini, yakni Atria. Catur Sentosa tidak akan menambah gerai ritel tersebut yang saat ini berjumlah 10 gerai. Soalnya, kinerja bisnis Atria masih merah. Peritel ini lebih memilih untuk mengembangkan bisnis gerai Atria yang sudah ada terlebih dahulu.

Menambah private label

Lantas untuk lini bisnis distribusi pemasaran merek sendiri (private label), tahun depan, perusahaan ini berencana menambah pemasaran produk di luar keramik, di antaranya granit dan glass block. Diharapkan, kontribusi private label ke pendapatan perusahaan akan meningkat, dari saat ini yang berkisar 3% menjadi 10% pada 2016.

Menurut Idrus, strategi menjajakan produk sendiri ini untuk mengakali laju bisnis distribusi yang turun 12% hingga saat ini. Penyebabnya adalah distribusi produk keramik dari mitra kerja, yakni Arwana, tengah melorot.

Dengan memasarkan produk merek sendiri, CSAP bisa mengantongi marjin antara 15%-17%. Sedangkan, jika memasarkan produk mitra, marjinnya 10%-11%.

Di saat kontribusi bisnis distribusi bahan bangunan berkurang, usaha distribusi barang kebutuhan sehari-hari (produk konsumer) malah naik. Bersama 15 prinsipal, CSAP mengaku, sektor ini bisa tumbuh 50% saat ini.

Idrus memprediksi, tahun depan, pertumbuhan kinerja lini bisnis ini bisa bertambah 25% lagi lantaran para prinsipal tengah memperluas area pemasaran. "Dengan kondisi ekonomi saat ini pun, lini bisnis ini sudah bagus, bisa tumbuh 10%,"  timpalnya.

Sementara untuk pertumbuhan bisnis hingga akhir tahun ini, Catur Sentosa Adiprana hanya bisa pasrah melihat kondisi ekonomi yang masih lesu. Perusahaan ini awalnya memproyeksikan pertumbuhan bisnis 4%-5% tahun ini, tapi mereka akhirnya merevisi menjadi kisaran 1,5% saja dari pendapatan tahun lalu.

Agar target yang telah direvisi tersebut bisa tercapai, perusahaan ini berharap, penjualan keramik yang mulai tumbuh sejak Oktober lalu bisa terus bertahan hingga akhir tahun ini. Sayang, Idrus tidak memerinci nilai pertumbuhan penjualan keramik ini.

Yang jelas, dengan pertumbuhan penjualan tersebut, CSAP berharap bisa mengerem penurunan bisnis distribusi, yang saat ini tercatat sudah mencapai 12%. Tahun depan, penurunan kontribusinya diharapkan hanya 6%.

Bagaimana pun, CSAP masih berharap, bisnis distribusi bisa menyumbang 70%. Sisanya, berasal dari ritel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri